Harga Beras di NTB Makin Mahal Jelang Ramadhan, Pemerintah Perbanyak Operasi Pasar

Pemerintah Provinsi NTB memastikan stok beras hingga Ramadhan dan Idul Fitri tetap aman walapun harganya cenderung naik

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
Kuli panggul menurunkan beras dari truk di Pasar Kebon Roek Mataram, Kamis (22/2/2024). Pemerintah Provinsi NTB memastikan stok beras hingga Ramadhan dan Idul Fitri tetap aman walapun harganya cenderung naik. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Harga beras semakin melambung dua pekan menjelang bulan Ramadhan.

Adapun harga beras premium kini mencapai Rp17,5 ribu dari yang sebelumnya Rp17 ribu.

Asisten 2 Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) H Fathul Gani mengatakan, pihaknya masih menelusuri penyebab tingginya harga beras.

"Nanti kita tunggu analisa BPS (Badan Pusat Statistik) ini belum keluar, apa penyebab fluktuasi harga," kata Gani, Senin (26/2/2024).

Baca juga: Harga Masih Melambung dan Stok Menipis, Pemprov NTB Datangkan Beras dari Luar Daerah

Pemerintah Provinsi NTB memastikan stok beras hingga Ramadhan dan Idul Fitri tetap aman walapun harganya cenderung naik.

Stok beras pemerintah sebanyak 54 ton sementara di Bulog tersisa 6 ribu ton.

"Tetapi kabupaten kota juga memiliki cadangan masing-masing," kata eks Kadis Pertanian Provinsi NTB itu.

Cadangan beras nantinya akan digunakan untuk menggelar operasi pasar guna mengendalikan harga.

Operasi pasar murah akan menyisir perkampungan, wilayah pesisir dan daerah padat penduduk.

Baca juga: Harga Beras di Lombok Timur Tembus Rp16.000 per Kilogram Pasca Pemilu 2024

Langkah lainnya yakni mendatangkan beras dari luar daerah sebanyak 13 ribu ton.

Pemerintah juga sudah menyiapkan alokasi anggaran yang diambil dari Biaya Tidak Terduga (BTT) sebagai langkah menekan harga beras.

Gani mengatakan, pada tahun ini terjadi keterlambatan panen yang disebabkan El Nino sehingga cadangan beras terus menipis dan sehingga NTB terpaksa mendatangkan beras dari luar daerah.

Penjabat Gubernur NTB H Lalu Gita Ariadi meminta kepada Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk menggencarkan operasi pasar agar kenaikan harga beras tidak berdampak ke komoditi lainnya.

"Makanya tadi sesegera tim pengendalian inflasi daerah melakukan upaya penetrasi, dengan tadi memperbanyak operasi pasar," kata Gita.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved