Omah Cobek Resto, Restoran Estetik di Lombok dengan Suasana Natural dan Menu Kuliner Khas

Omah Cobek sebagai family restaurant menyajikan beragam menu makanan yang cocok untuk semua kalangan

TRIBUNLOMBOK.COM/DZUL FIKRI
Foto udara Omah Cobek Resto di Jalan Terusan Bung Hatta, Monjok, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. 

Laporan Qorry Ratu Al-Habieb Sayyidina

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Omah Cobek membuka cabang terbarunya di Jalan Terusan Bung Hatta, Monjok, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram.

Cabang yang diberi nama Omah Cobek Resto ini hadir dengan suasana baru berkat desain arsitekturnya yang natural serta varian menunya yang khas.

15 tahun hadir menemani pelanggan, Omah Cobek tetap setia dengan menu makanan tradisional serta variasi sambal yang otentik.

Omah Cobek sebagai family restaurant menyajikan beragam menu makanan yang cocok untuk semua kalangan, mulai dari Balita hingga Lansia.

Baca juga: 5 Sate Khas Lombok yang Wajib Dicoba Buat Wisata Kuliner atau Jadi Oleh-oleh

omah-cobek-3
Menu baru Omah Cobek Resto: Bebek Sambal Kecombrang, Ayam Bumbu Rujak, Gurame Bakar Jimbaran, Sate Ayam, dan Sop Buntut.

Beberapa menu baru pun turut dihadirkan sejak pembukaan cabang yang resmi dibuka pada 12 Januari 2024.

TribunLombok.com berkesempatan untuk mencicipi menu baru Omah Cobek, antara lain Bebek Sambal Kecombrang, Ayam Bumbu Rujak, Gurame Bakar Jimbaran, Sate Ayam, dan Sop Buntut.

Owner Omah Cobek Diana Sulistiowati menyampaikan varian menumua lebih condong pada menu makanan tradisional dengan berbagai varian bumbu dan sambal yang khas.

Harga yang ditawarkan juga sesuai dengan sajian menu dengan beragam varian makanan dan minuman hingga kudapan.

Tak hanya itu, Omah Cobek Resto menawarkan suasana natural dengan desain bangunannya dengan aksen bambu, kayu, dan rotan.

omah-cobek-2
(kiri ke kanan) Owner Omah Cobek Diana Sulistiowati dan Benny Yanuarto.

Suasana makin syahdu saat tiba sore hari dengan sensasi menyantap kuliner dengan pemandangan sawah berlatarbelakang matahari terbenam.

Co-Owner Benny Yanuarto menyampaikan alasan yang menjadi pertimbangan awalnya dalam menggunakan konsep natural ini.

"Kita berfikir karena kemarin ada pandemi ya, pandemi covid ini banyak orang itu menghindari untuk berada di suatu ruangan tertutup.

"Jadi kita punya konsep ini agak terbuka, jadi kita bikin seperti ini dengan arsitektur bambu karena memang juga baru nge-tren juga ya saat ini.

"Ditambah karena lokasi kita sekitar masih banyak persawahan, masih hijau-hijau semua, saya jadi berfikir sama istri alangkah baiknya kalau konsep ini kita laksanakan," jelas Benny.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved