Mahasiswa Lapor Polisi Buntut Dugaan Pengeroyokan, UM Bima: Kami Hormati dan Siap Kooperatif

Kasus dugaan pengeroyokan yang dilakukan rektor dan dosen Muhammadiyah (UM) Bima kepada mahasiswanya berinisial BS berbuntut panjang.

Penulis: Toni Hermawan | Editor: Endra Kurniawan
Kolase TribunLombok
(Kiri) BS bersama ayahnya saat diwawancarai di kediamannya, Kamis (18/1/2024) dan (Kanan) Viral video pengeroyokan yang menimpa BS. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Toni Hermawan

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Kasus dugaan pengeroyokan yang dilakukan rektor dan dosen Universitas Muhammadiyah (UM) Bima kepada mahasiswanya berinisial BS berbuntut panjang.

BS kini membuat laporan ke Polres Bima Kota atas kejadian yang menimpanya.

Wakil Rektor I UM Bima Syamsuddin mengatakan, pihaknya menghormati BS menempuh jalur hukum dan kampus akan kooperatif dan siap menjalani proses hukum.

"Kami menghormati hak yang bersangkutan jika menempuh jalur hukum, kami siap dan kooperatif," terang Syamsuddin melalui pesan singkat, Kamis (18/1/2024).

Ia melanjutkan, pihak kampus pun membuka ruang komunikasi dan diskusi untuk diselesaikan secara internal atau kekeluargaan,.

"Jika ada kehendak untuk diselesaikan secara internal atau kekeluargaan tentu saja kami tetap membuka ruang komunikasi dan diskusi. Sepenuhnya menyangkut pilihan penyelesaiannya kami serahkan pada yang bersangkutan, dan kami siap dengan segala pilihan penyelesaian terbaik," tambahnya.

Baca juga: Penjelasan Universitas Muhammadiyah Bima Soal Video Viral Pengeroyokan Mahasiswa

Kronologi kejadian

BS diduga dipukul oleh rektor dan dosen saat berorasi beberapa waktu lalu. Kejadian ini viral d ijagat maya dan mendapatkan komentar beragam dari warganet.

Ia juga membantah tudingan kampus yang menyebut dirinya membawa senjata tajam (sajam) saat unjuk rasa, Rabu (17/1/2024). Bukan hanya itu, tudingan lain menyebut dari kelompoknya memalsukan kartu Ujian Akhir Semester (UAS).

Korban pengeroyokan, BS menceritakan awal mula dirinya bersama tujuh massa aksi unjuk rasa di kampus. Sekitar lima menit berorasinya dan mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari pihak kampus.

"Pagi memang ada aksi, saya orator pertama datang rektor merampas megaphone dan menjambak saya," terang BS saat ditemui, Kamis (18/1/2024).

BS pun tegas membantah statement yang menyudutkan dirinya membawa parang saat berorasi. Melainkan parang itu dari dalam kampus.

Pembawa sajam itu pun orang yang tidak dikenalnya dan justru dari dalam kampus. Saat kejadian itu, dirinya berlari hingga keluar jalan dan menumpang kendaraan orang menuju rumahnya.

Baca juga: VIRAL Aksi Vandalisme Rusak Jalur Pendakian Gunung Rinjani, TNGR akan Perketat Pendakian

"Oknum (pembawa saja) ini datang dari kampus pelaku satu orang dan saya tidak kenal," aku mahasiswa ini.

BS juga membantah dirinya memalsukan kartu UAS. Namun diakui memang memiliki tunggakan SPP sekitar Rp1 jutaan. Namun, dirinya pun sudah berupaya ke pihak kampus dengan membayar setengah dengan harapan mendapatkan kartu dan mengikuti ujian.

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved