Gairah Asrul Yusuf Syahroni Ingin Kenalkan Kopi Lombok yang Terpinggirkan di Kampung Sendiri

Kopi arabika varietas Typica kini mulai terpinggirkan. Oleh karenanya Asrul Yusuf Syahroni Owner Lombok Roasters kembali meramaikan kopi ini,

Kolase TribunLombok
Asrul Yusuf Syahroni Owner Lombok Roasters yang kini berusaha kenalkan kopi Lombok yang terpinggirkan di kampung sendiri. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Kopi arabika varietas typica yang banyak tumbuh dan ditemui di Sembalun serta di beberapa daerah sekitaran lereng Gunung Rinjani, saat ini menjadi permata hitam yang dimiliki Lombok yang perlu untuk dilestarikan.

Namun dewasa ini, kopi khas yang memang sangat cocok tumbuh di dataran ketinggian diatas 1.000 kaki dari permukaan laut itu saat ini terkesan mulai di pinggirkan.

Bahkan, di kedai-kedai kopi yang banyak bermunculan di pulau Lombok ini saja masih banyak yang tidak menyertakan kopi varietas typica tersebut di menu-menu andalan mereka, padahal kopi tersebut masuk salah satu kopi terbaik di dunia.

Hal ini diakui pula oleh Asrul Yusuf Syahroni Owner Lombok Roasters menjawab TribunLombok.com, Senin (15/1/2024).

Baca juga: Kreator TikTok di NTB Pamer Kopi Lombok Lewat Konten Kreatif

"Terlepas dari beberapa faktor, kita akui saat ini masyarakat kita itu terkesan melupakan kopi sendiri, karena mereka masih bangga terhadap kopi luar," ucapnya.

Padahal kata dia, di Lombok sendiri banyak komunitas-komunitas pecinta kopi, namun hanya sedikit saja yang secara konsisten menyuarakan jenis kopi khasnya.

Dalam posisi itu kata dia, stakeholder harusnya bisa untuk ikut turun tangan, akan tetapi saat ini kesannya para pemangku kepentingan seolah tutup mata.

"Kita bayangkan saja pemerintah tidak merangkul komunitas pecinta kopi, kurangnya informasi dari dinas dan kita tidak bergerak berbarengan dan tidak bersinergi, kopi yang bahkan diakui dunia terenakpun tidak mungkin bisa kita banggakan lagi karena minimnya aksi dan kolaborasi untuk mem-branding itu," katanya.

Maka dari itu, Asrul mendorong komunitas yang peduli akan cita rasa kopi Lombok harus saling rangkul satu dengan yang lainnya.

Rekatan ngobrol dalam seruputan kopi kata dia sangat diperlukan, hingga ke depan kopi Lombok bisa dikenal jauh lebih luas seperti kopi-kopi lain yang ada di luar daerah seperti kopi Kintamani Bali, Kopi Gayo Aceh, Kopi Toraja, Kopi Jawa Barat, Kopi Jawa Timur dan lain sebagainya.

Untuk itu, ia juga saat ini mulai rutin memperkenalkan kopi Lombok dengan bekerjasama bersama sejumlah kedai hingga komunitas di Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Barat, bahkan hingga ke luar daerah.

Baca juga: Politisi PKS NTB Karman Sebut Kopi Sembalun Jadi Ikon Industrialisasi Berbasis Kearifan Lokal

Dikatakannya, gerakan komunitas itu yang perlu di tingkatkan agar branding kopi Lombok bisa lebih digaungkan lagi, tak ujuk hingga ke luar daerah atau negeri, paling tidak semua masyarakat Lombok tau dan menikmati cita rasa terbaik kopi hasil dari tanah kelahiran sendiri. Bukan hanya penikmat kopi campuran rempah dan bahan lainnya.

"Yang utama, komunitas kopi ini menurut saya jangan pikirkan modal terlebih dahulu, sebab mengharapkan cuan dari dinas kemudian kelompok mau bergerak itu nothing." jelasnya.

"Lebih baik kita bergerak secara swadaya dan sesuai kemampuan terbaik kita untuk mewujudkan visi-misi yang kita sepakati bersama, tanpa memandang perbedaan latar belakang," lanjutnya lagi.

Hal positif yang terlihat beberapa tahun belakangan ini, mulai banyak petani di daerah Sembalun yang mencoba melestarikan kembali kopi varietas typica ini.

Semangat petani lawas patut diacungi jempol dan gairah petani milenial sebagai generasi penerus keberlangsungan juga mesti di apresiasi dengan baik, serta diberikan ruang untuk bergerak menuangkan aspirasi.

Seolah tak mau kalah, semangat para petani di daerah lainnya pun mulai ikut tumbuh, hingga kita banyak memiliki pilihan kopi nantinya.

Ditegaskannya, kualitas kopi Lombok sebenarnya tidak kalah saing dengan kopi-kopi dari daerah lain di Indonesia.

Baca juga: Sosok Penjual Kopi Lombok yang Bikin Bagnaia dan Di Giannantonio Kecanduan di Mandalika

Sayangnya, kopi Lombok belum mampu bersaing dengan kopi-kopi dari provinsi lain.

Keterbatasan ilmu dan prosesor kopi di sektor hulu di Lombok ini masih minim, hingga beberapa kendala klise namun sangat mendasar masih banyak ditemui di lapangan.

Pemerintah hingga komunitas kopi dikatakannya harus kompak mengangkat nama kopi Lombok di kancah nasional, terlebih saat ini mata dunia telah tertuju ke Lombok dengan adanya Sirkuit Internasional Mandalika yang ada di Lombok Tengah.

Kunjungan wisatawan dalam mencari makanan khas daerah juga meningkat, sehingga kita juga perlu meningkatkan kualitas dari sektor penunjang pariwisata dan ekonomi kreatif tersebut.

"Jadi saatnya komunitas kopi ini saling merangkul, ciptakan branding khusus untuk kopi Lombok ini," tutupnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved