Konflik Israel dan Palestina
Tak Kompak soal Perang di Gaza, AS Dorong Perdamaian, Netanyahu Ngotot Ingin Hancurkan Hamas
Di balik perang di Gaza yang masih berlangsung hingga sekarang, ternyata menyimpan ketidak kekompakan antara Amerika Serikat (AS) dengan Pemerintahan
Penulis: Endra Kurniawan | Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNLOMBOK.COM - Di balik perang di Gaza yang masih berlangsung hingga sekarang, ternyata menyimpan ketidak kekompakan antara Amerika Serikat (AS) dengan Pemerintahan Israel.
Para pejabat tinggi AS mendorong kembalinya Otoritas Palestina yang diakui secara internasional dan dimulainya kembali perundingan perdamaian yang bertujuan untuk mendirikan negara Palestina berdampingan dengan Israel.
Mereka tidak akan membiarkan Israel menduduki kembali Gaza atau semakin mencaplok wilayah Palestina yang sudah kecil.
AS khawatir mengenai kondisi kemanusiaan yang mengerikan dan meningkatnya jumlah korban sipil di Gaza.
Total sudah ada 16.248 korban tewas dengan rincian 7.112 anak-anak dan 4.885 wanita semenjak perang pecah antara Israel dengan militan Hamas sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan sangat penting bagi Israel untuk melindungi warga sipil Gaza.
Baca juga: Pemerintah RI Kirim 21 Ton Bantuan ke Gaza Pascagencatan Israel-Palestina
"Jadi saya telah berulang kali menjelaskan kepada para pemimpin Israel bahwa melindungi warga sipil di Gaza adalah tanggung jawab moral dan keharusan strategis," katanya, dikutip dari apnews, Jumat (8/12/2023).
Menteri Luar Negeri Antony Blinken juga ikut berkomentar terkait jumlah korban sipil dampak perang ini.
Ia menekan agar Israel harus 'menahan diri'.
"Korban sipil masih terlalu tinggi dan Israel harus meningkatkan upayanya untuk menguranginya,” kata Antony.
Antony dalam kesempatannya juga meminta Israel untuk meningkatkan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tetap ngotot akan melawan serangan dari militan Hamas.
Bahkan, Israel akan melakukan langkah strategis jika kemenangan telah diraih.
Isreal akan mensterilkan wilayah Gaza agar tidak menjadi acaman di kemudian hari.
“Setelah Hamas dihancurkan, Gaza akan didemiliterisasi dan dideradikalisasi sehingga tidak ada ancaman yang ditimbulkan terhadap Israel dari Gaza,” kata Ophir Falk, penasihat Netanyahu, dikutip dari apnews.
Baca juga: Sebanyak 21 Jurnalis Telah Terbunuh di Kancah Perang Hamas-Israel
Update Terkini Israel vs Hamas
Dilansir AlJazeera, berikut perkembangan terkini pendudukan Israel di Palestina per Jumat (8/12/2023):
- Israel mengebom wilayah Gaza, dari Jabalia di utara hingga Khan Younis di selatan.
- Direktur WHO mengatakan pertempuran sengit membuat operasi kesehatan di Gaza sulit dipertahankan. Ia juga menekankan tidak ada tempat aman di Gaza.
- Ajudan Gedung Putih, John Finer, mengatakan AS "belum memberikan batas waktu yang tegas pada Israel" untuk mengakhiri operasi militer di Gaza. Namun, pihaknya mengatakan AS berusaha mengarahkan konflik dengan "cara yang konstruktif."
- Direktur Amnesty Internasional menyerukan Dewan Keamanan PBB untuk mengesahkan resolusi gencatan senjata di Gaza saat Dewan Keamanan diperkirakan akan membahas situasi tersebut pada Jumat.
- Penghormatan mengalir untuk akademisi dan penyair terkemuka Palestina, Refaat Alareer, yang tewas dalam serangan Israel di Gaza selatan.
(Tribun Lombok/Endra Kurniawan)
Pemprov NTB Sebut Perang Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina Bikin Harga Gula Pasir Tembus Rp18 ribu |
![]() |
---|
Wali Kota Mataram Mohan Roliskana Galang Dukungan untuk Warga Gaza Palestina |
![]() |
---|
Polres Lombok Tengah Sebar 500 Personel Pengamanan Aksi Bela Palestina, Larang Bakar Bendera Israel |
![]() |
---|
MUI Kota Bima Kawal Penerapan Fatwa Haram Dukung Israel |
![]() |
---|
MUI Keluarkan Fatwa Haram Dukung Israel, Serukan Boikot Produk Terafiliasi Mendukung Zionisme |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.