Inflasi NTB November 2023 Turun 0,26 Persen, Kota Mataram dan Kota Bima Tertinggi

11 komoditas penyumbang inflasi di NTB di antaranya makanan, minuman, tembakau, pakaian, alas kaki, perumahan, air, listrik dan bahan bakar

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Wahyu Widiyantoro
Dok. Diskominfo Provinsi NTB
Kepala BPS NTB Wahyudin (tengah) membeberkan kondisi inflasi di NTB per November 2023, Jumat (1/12/2023). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Inflasi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sempat mengalami kenaikan pada Oktober kemarin sebesar 2,92 persen, bahkan jumlahnya melebihi inflasi nasional sebesar 2,86 persen.

Penjabat (Pj) Gubernur NTB H Lalu Gita Ariadi menjelaskan, berdasarkan rilis yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, per November 2023 mengalami penurunan sebesar 0,26 persen.

"Alhamdulillah NTB masuk dalam 10 provinsi dengan tingkat inflasi rendah, 2,66 persen cukup terkendali," kata Miq Gita, Senin (4/12/2023).

Penurunan angka inflasi tersebut diklaim dampak dari operasi pasar murah yang gencar dilakukan, baik di tingkat provinsi maupun tiap tiap kabupaten kota di NTB.

Kendati mengalami penurunan, Pemerintah NTB masih menunggu evaluasi pada bulan depan, terkait angka inflasi yang masih tergolong tinggi.

Baca juga: Tekan Inflasi, Pemerintah Kota Bima Gelar Operasi Pasar Murah di Jatibaru Timur

Kepala BPS NTB Wahyudin menyampaikan rilis pada Jumat (1/12/2023) bahwa Kota Mataram dan Kota Bima, menjadi daerah dengan inflasi tertinggi di NTB.

"Jika digabungkan sebanyak 0,36 persen berada dibawah inflasi nasional sebesar 0,38 persen, jadi kita berada dibawah angka inflasi nasional dari bulan per bulan," kata Wahyudin.

Terdapat 11 komoditas yang menjadi penyumbang inflasi di NTB di antaranya makanan, minuman, tembakau, pakaian, alas kaki, perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga.

Selain itu juga, perlengkapan, peralatan dan peliharaan rumah tangga, kesehatan, transportasi, informasi, komunikasi dan jasa keuangan. Rekreasi, olahraga dan budaya.

"Penyumbang inflasi terbesar adalah sisi perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,85 persen, sementara pakaian dan alas kaki sebanyak 0,72 persen," kata Kepala BPS NTB itu.

Baca juga: Anggota DPRD NTB Ingatkan Pj Gubernur Serius Garap Program Pemerintah Pusat: Inflasi Hingga Stunting

Adapun lima besar komoditas penyumbang inflasi atau deflasi November 2023, pada Kota Mataram yaitu cabai raawit, bahan bakar rumah tangga, cabai merah, bawang merah dan emas perhiasan.

Pada bagian deflasi, yaitu daging ayam ras, tongkol diawetkan, beras, angkutan udara dan telur ayam ras.

Sedangkan di Kota Bima, bagian inflasi, terdapat beras, bahan bakar rumah rangga, cabai rawit, emas perhiasan dan tomat.

Pada bagian deflasi, yaitu ikan bandeng atau ikan, BBM, ikan kembung atau ikan gembung, ikan layang atau ikan benggol dan telur ayam ras.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved