Kisah Hidup Nursiah, Dulu Tak Menyangka Bisa Kuliah Kini Jadi Wakil Bupati Lombok Tengah

Perjalanan panjangnya sebagai seorang birokrat selama puluhan tahun membuatnya sangat mengenal baik kehidupan masyarakat Lombok Tengah.

|
Penulis: Sinto | Editor: Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO
Wakil Bupati Lombok Tengah HM Nursiah di Masjid Agung, pada Sabtu (29/4/2023). 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Wakil Bupati Lombok Tengah merupakan sosok birokrat tulen yang mengawali kariernya sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dari tingkat yang paling rendah.

Perjalanan panjangnya sebagai seorang birokrat selama puluhan tahun membuatnya sangat mengenal baik kehidupan masyarakat Lombok Tengah.

HM Nursiah menjadi seorang ASN pada tahun 1988. Dia pernah menjabat berbagai jabatan strategis sebelum akhirnya menjadi seorang politisi.

Di balik kesuksesannya menjadi salah satu pemimpinan di Lombok Tengah, HM Nursiah memiliki cerita menarik.

HM Nursiah muda hidup dalam keluarga sederhana, bahkan waktu itu hanya bisa mengenyam pendidikan sekolah menengah atas (SMA).

Baca juga: Cerita Wabup HM Nursiah Bebaskan Lahan dan Relokasi Warga Demi Membangun Sirkuit Mandalika

Dengan kondisi perekonomian orang tua yang serba kekurangan, Nursiah sempat merasa mustahil kuliah menjadi sarjana, apalagi bisa menyandang gelar doktor.

Usai lulus SMA tahun 1983, HM Nursiah akhirnya memutuskan mendaftarkan diri sebagai aparatur sipil negara (ASN) hanya dengan modal ijazah SMA.

"Alhamdulillah lulus PNS di Lombok Tengah. Nah hasil tesnya (tes PNS) menjadi SIM saya untuk menjadi praja IPDN Mataram," jelas HM Nursiah, dalam wawancara khusus di Studio Tribun Lombok, Mataram.

Dikatakannya, lulus menjadi praja IPDN Mataram tahun 1990 adalah sesuatu yang mustahil baginya, karena dia mengukur kehidupan HM Nursiah jauh dari berkecukupan seperti anak lainnya.

Usai tamat IPDN Praja Mataram, HM Nursiah pun berpikir melanjutkan kemana karirnya melangkah.

Akhirnya, dengan pertimbangan matang, HM Nursiah melanjutkan studi S1 ke Bandung di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara Bandung pada tahun 1997.

Ia mengambil jurusan manajemen program pembangunan dengan dibiayai penuh negara.

Usai menyelesaikan studinya di Bandung, HM Nursiah kembali mengabdi di Lombok Tengah dengan bekerja di dinas Pendapatan Lombok Tengah.

"Hingga akhirnya ada formasi siapa yang berminat kursus pendapatan keuangan daerah. Nah saya kejar itu Alhamdulillah lulus. Dan langsung enam bulan kursus keuangan daerah di Universitas Andalas Padang," jelas HM Nursiah.

HM Nursiah kembali ke kantor di Lombok Tengah dan akhirnya dipercaya duduk dalam jabatan sebagai kasub laporan pendapatan keuangan daerah yang merupakan jabatan paling bawah yaitu eselon 5B pada tahun 1998.

HM Nursiah begitu memperhatikan pendidikannya.

Ia diberikan kesempatan peluang magister di Universitas Gadjah Mada jurusan program keuangan daerah selama dua tahun.

Selesai di UGM, HM Nursiah dipercaya menjadi kasubbag perbendaharaan di bagian keuangan dinas Pendapatan daerah tahun 2001 sesuai disiplin ilmunya di UGM.

Karier HM Nursiah terus menanjak.

Kali ini ia dipercaya menjadi camat Praya Timur selama dua tahun pada tahun 2003-2004.

"Usai jadi camat kemudian menjadi kabag keuangan selama tiga tahun lebih. Di sini tantangannya lebih besar yang berhadapan langsung dengan DPRD, penyusunan APBD, berhadapan dengan dinamika yang di luar," jelas HM Nursiah.

Sukses menjadi kabag, HM Nursiah dipromosi menjadi kepala dinas pendapatan daerah Lombok Tengah.

Meski hanya menjabat selama 9 bulan, 100 persen pendapatan asli daerah (PAD) berhasil direalisasikan.

Dengan kinerja yang begitu bagus dan usianya yang masih muda, HM Nursiah pun dipercaya menjadi kepala dinas pariwisata Lombok Tengah pada tahun 2009.

"Selama 9 bulan juga di situ (dinas pariwisata). Saya menyusun program pada saat itu dengan nilai Rp 24 miliar untuk mulai mengangkat pariwisata pada saat itu," jelas HM Nursiah.

Dikatakannya, program tersebut kemudian dipresentasikan dihadapan para dewan Lombok Tengah membahas program dengan nilai Rp 24 miliar.

Merekapun menyanjung HM Nursiah. Bahkan memintanya untuk menjabat hingga pensiun di Dinas Pariwisata Lombok Tengah.

Lebih lanjut Nursiah mengungkapkan, Lombok Tengah pada saat ia menjabat sebagai kadis pariwisata mengalami defisit hingga Rp 56 miliar.

Akhirnya dengan pertimbangan bupati Lombok Tengah, HM Nursiah dimutasi menjadi asisten 3 setda Lombok Tengah yang urusannya dengan keuangan, kepegawaian dan perlengkapan. HM Nursiah pun berhasil menyelesaikan defisit tersebut.

"Alhamdulillah saya selama enam tahun sebagai asisten 3 setda Lombok Tengah selanjutnya ikut belajar, seleksi dan tes sekretaris daerah (Sekda) Lombok Tengah," jelas HM Nursiah.

HM Nursiah pun menjabat sebagai sekda Lombok Tengah selama empat tahun yang mengantarkannya dalam karir panjangnya sebagai seorang birokrat.

Kesuksesan kepemimpinan HM Nursiah membuatnya ditawari menjadi seorang politisi. Namun sebelum masuk politik, HM Nursiah berpikir panjang hingga satu minggu.

"Bagaimanapun saya adalah seorang PNS dimana Allah takdirkan untuk dapat rezeki dari situ. Saya merasa terharu dan berpikir seminggu. Kalau saya berhenti PNS harus mengarungi dunia Baru sebagai politisi," jelas HM Nursiah.

"Hingga akhirnya selesai salat subuh bersama istri saya berunding cukup panjang. Akhirnya bismillah tawakkal tu Alallah jadi politisi menjadi calon wakil bupati sekarang. Alhamdulillah masyarakat mendukung dan semoga bermanfaat bagi masyarakat Lombok Tengah," pungkas HM Nursiah.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved