Bercita-cita Sebagai Sopir Bus Malam, Lalu Iqbal Tak Menyangka Jadi Duta Besar RI untuk Turki

Pada saat itu, Iqbal kecil melihat seorang sopir bus bak pahlawan super yang membantu masyarakat, mengantarkannya sampai tujuan dengan selamat.

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM/DZUL FIKRI
Mantan Dubes RI untuk Turki Dr Lalu Muhammad Iqbal saat wawancara khusus di TribunLombok.com, Sabtu (9/9/2023). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Sebelum menjadi seorang diplomat karier, mantan Duta Besar Indonesia untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal pernah bercita-cita menjadi supir bus malam.

Dalam wawancara eksklusif dengan TribunLombok.com, pria yang akrab disapa Miq Iqbal itu mengungkapkan alasan tentang cita-citanya itu.

Lalu Iqbal menjelaskan, mendiang ibunya merupakan orang Pasuruan, Jawa Timur.

Sehingga setiap mengunjungi rumah masa kecil ibunya itu, Lalu Iqbal selalu berangkat menggunakan bus malam.

Pada saat itu, Iqbal kecil melihat seorang sopir bus bak pahlawan super yang membantu masyarakat, mengantarkannya sampai tujuan dengan selamat.

Seorang sopir, kata Iqbal, rela tidak tidur malam demi memastikan penumpang.

Baca juga: Cerita Masa Kecil Mantan Dubes RI untuk Turki Lalu Iqbal, Pulang Sekolah Suka Mancing Belut

Dia melihat sosok sopir bus malam memiliki tanggungjawab besar karena menjadi penentu keselamatan 40 orang penumpang yang naik di busnya.

Hal itu membuat Iqbal kagum dan tertarik menjadi seorang sopir bus malam.

"Waktu SD bercita-cita jadi sopir bus malam, karena waktu itu ibu saya orang jawa, kalau ke jawa lihat itu, kayak gagah gitu," kata Miq Iqbal pada acara Bincang Tribun, di Studio Rinjani TribunLombok.com, Sabtu (9/9/2023).

Tidak hanya bercita-cita sebagai sopir bus malam, Iqbal juga mengaku pernah bercita-cita sebagai wartawan perang.

Lagi-lagi alasan kemanusiaan menjadikan Miq Iqbal tertarik menjadi seorang wartawan perang.

Namun cita-cita tersebut berbeda dengan keinginan orang tua Iqbal. Sang bapak ingin melihat putranya menjadi seorang diplomat.

Saat masuk kuliah Miq Iqbal ingin mengambil jurusan arsitek, namun oleh orang tuanya Iqbal dianjurkan mengambil jurusan Hubungan Internasional.

Tidak ingin melihat orang tuanya kecewa, akhirnya Mantan Dubes Indonesia untuk Turki itu kuliah di tiga kampus berbeda.

Dirinya mengambil jurusan arsitek dan sejarah karena sesuai dengan passion, kemudian mengambil jurusan hubungan internasional karena ingin membahagiakan orang tuanya.

"Kalau dua jurusan itu murni karena saya merasa itu passion, kalau hubungan internasional itu pilihan orang tua saya. Tapi orang tua taunya saya kuliah jurusan hubungan internasional saja," jelasnya sembari mengingat perjalanan pendidikannya itu.

Setelah dua cita-cita tak kunjung tercapai, Iqbal akhirnya mengikuti seleksi pegawai yang dilakukan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI.

Tak disangka setelah mengikuti enam kali tes, Iqbal akhirnya lulus menjadi ASN.

Setelah lulus menjadi ASN di Kemenlu, perjalanan karier Iqbal sangat moncer hingga akhirnya bisa menempati jabatan Duta besar Indonesia untuk Turki.

Jabatan tersebut diakui Iqbal sebagai puncak kariernya.

Dia tidak pernah menyangka, dari hanya bercita-cita sebagai sopir bus malam kini menjadi duta besar.

"Kesan saya luar biasa, itu puncak karier saya di Turki. Meskipun ada tawaran untuk tugas di negara lain," kata Miq Iqbal.

Lalu Iqbal kini pulang kampung dan ingin mengabdi lebih banyak untuk masyarakat.

Tidak heran, kepulangannya ke NTB santer dikabarkan sebagai langkah awal dirinya untuk mengikuti kontestasi politik pemilihan Gubernur NTB.

Iqbal kabarnya menerima tawaran dari partai politik untuk maju di Pilkada mendatang.

Sejumlah partai politik memasukan nama Iqbal ke radar pencalonan Gubernur NTB 2024 nanti.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved