Laju Kredit Perbankan di Indonesia Mulai Merangkak Naik pada Bulan Juli 2023
Laju pertumbuhan kredit perbankan mulai merangkak naik di Juli 2023 dengan tumbuh mencapai 8,54 persen secara tahunan.
TRIBUNLOMBOK.COM, JAKARTA - Laju pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia mulai merangkak naik di Juli 2023 dengan tumbuh mencapai 8,54 persen secara tahunan atau YoY.
Namun, angka tersebut masih di bawah target Bank Indonesia (BI) yang proyeksinya mencapai 9 hingga 11 persen.
Sekadar mengingatkan, pertumbuhan kredit pada bulan sebelumnya di Juni 2023 lebih lambat sebesar 7,76 persen. Di sisi lain, pertumbuhan kredit paling tinggi masih di Februari 2023 sebesar 10,64 persen.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa pertumbuhan pada periode Juli 2023 ini terutama dikontribusikan oleh sektor jasa sosial, pertambangan, dan jasa dunia usaha.
Tak hanya itu, perkembangan tersebut juga dipengaruhi oleh penawaran kredit yang sejalan dengan standar penyaluran kredit perbankan yang juga longgar. Oleh karena itu, itu menjadi akomodatif terhadap peningkatan pertumbuhan kredit.
“Pertumbuhan kredit juga dipengaruhi oleh permintaan yang tinggi sejalan pertumbuhan ekonomi yang meningkat,” ujar Perry, Kamis (24/8/2023).
Sejalan dengan pertumbuhan tersebut, Perry juga menyebutkan bahwa memastikan kecukupan likuiditas perbankan untuk memperkuat transmisi kebijakan moneter, menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan, serta mendorong kredit/pembiayaan kepada dunia usaha.
Adapun, Rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 26,57 persen pada Juli 2023. Meskipun, angka tersebut mengalami penurunan dari bulan sebelumnya yang berada di level 26,73 persen.
Deputi Gubernur BI, Juda Agung menambahkan bahwa optimisme pertumbuhan kredit justru meningkat dari sisi pelaku perbankan. Ini melihat rencana bisnis bank (RBB) pada Juni 2023 yang justru merevisi target kredit perbankan ke atas.
Sebagai gambaran, Juda menyebutkan rata-rata RBB di Januari 2023 menargetkan kredit tumbuh 10,36 persen. Sementara, rata-rata RBB di Juni 2023 justrtu menargetkan kredit tumbuh 11,31 persen.
“Perbankan malah lebih optimistis dan ini likuiditas perbankan juga masih longgar yang membuat mereka lebih optimistis dan ada willingnes untuk menyalurkan kredit,” ujar Juda.
Tak hanya itu, Juda juga mengungkapkan bahwa kebijakan insentif likuiditas makro prudensial diharapkan mampu mendorong permintaan kredit. Di mana, tambahan likuiditas sekitar Rp 47,9 triliun.
“Perkiraan kami ini akan menambah pertumbuhan kredit sebesar 0,55 persen ketika mulai diberlakukan pada Oktober,” ujarnya.
Juda melihat ada keinginan dari perbankan untuk menyalurkan kredit lebih tinggi lagi di sisa tahun ini. Mengingat, kondisi likuiditas perbankan yang juga masih longgar. “Dari sisi demand ada perbaikan di sektor korporasi dan terutama di sektor ritel,” ujarnya.
Ditopang Konsumer dan UKM
Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal, Indosat Perkuat Jangkauan Layanan dan Kemitraan di Sumbawa |
![]() |
---|
Ekonomi NTB Triwulan II Tumbuh 6,56 Persen Dibanding Triwulan I 2025 |
![]() |
---|
Bank Indonesia Jadi Sponsor Utama dalam Mahasiswa UMMAT Expo 2 Tahun 2025 |
![]() |
---|
Gubernur Iqbal Beberkan Strategi Tuntaskan Kemiskinan Ekstrem di NTB |
![]() |
---|
Gubernur NTB Iqbal Beberkan Strategi Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Melalui Diversifikasi Ekonomi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.