Jajanan Khas Lombok Bisa Mendunia Berbekal Nilai Filosofis dan Pendekatan Digital Marketing

Ada makna filosofis dan kearifan lokal daerah dalam tiap jenis jajanan tradisional yang bisa dikemas dengan pendekatan digital marketing

ISTIMEWA
Putri almarhum H Bambang Kristiono (HBK) Rannya Agustyra Kristiono berbelanja jajanan tradisional Lombok, Kamis (17/8/2023). 

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Pulau Lombok terkenal dengan daya tarik kuliner lokal, seperti Ayam Taliwang, juga dengan beragam jajanan tradisionalnya.

Putri almarhum H Bambang Kristiono (HBK) Rannya Agustyra Kristiono, memberi perhatian besar pada kekayaan adat budaya masyarakat Pulau Lombok.

Hal itu berawal dari Rannya yang kepincut dengan jajanan tradisional Lombok mulai dari kue keciput, jaje tujak, celorot, sate pusuk, bulayak, sate pencok, kelaq sebie, Kelaq lebui, kelaq kelor, bebalung, kelepon, serabi, jaje reket, Kue bantal, tumbek, Jaje bawang, hingga kue kerake.

"Lombok itu banyak jajanan tradisionalnya yang patut ditonjolkan. Selain banyak makna filosofi dan kearifan lokal, jajanan tradisional kita di Lombok itu juga berbahan alami. Back to nature," ujar Rannya di sela-sela belanja jajanan tradisional di hari HUT ke78 RI, Kamis (17/8/2023).

Menurut Rannya, jajanan tradisional itu Lombok patut ditonjolkan antara lain karena hal itu bisa menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung, karena Lombok merupakan destinasi wisata yang sudah mendunia.

Baca juga: Sosok Rannya Agustyra Kristiono, Putri HBK yang Jadi Caleg DPR RI Dapil Pulau Lombok di Pemilu 2024

Selain itu, ada makna filosofis dan kearifan lokal daerah dalam tiap jenis jajanan tradisional tersebut.

Tak hanya itu, di sana juga terdapat manfaat ekonomi berkelanjutan dengan bahan-bahan dari petani lokal.

"Jajanan tradisional terkategori kuliner di sektor ekonomi kreatif yang jika dikembangkan dan ditonjolkan bisa masuk ke sektor pariwisata dan sektor pertanian secara luas. Sangat tepat dengan sektor unggulan di NTB ini," katanya.

Rannya yang lama mengenyam pendidikan di luar negeri mengajak kaum muda milenial dan Gen Z Lombok untuk mempromisikan jajanan tradisional sebagai ikon kuliner.

"Stigma dan mindset tentang jajanan tradisional harus mulai berubah. Generasi muda seperti kita yang punya tugas untuk itu. Kalau Dunkin Donut-nya Amrik bisa terkenal di dunia, kenapa Makanan Khas Lombok tidak bisa mendunia?" tegas Rannya.

Baca juga: Putri HBK Rannya Agustyra Kristiono Nyaleg DPR RI di Pemilu 2024 dari Dapil Pulau Lombok

Putri H Bambang Kristiono (HBK), Rannya Agustyra Kristiono berdiskusi dengan pemuda milenial. Rannya mencalonkan diri dalam Pileg DPR RI Dapil NTB II Pulau Lombok Pemilu 2024.
Putri H Bambang Kristiono (HBK), Rannya Agustyra Kristiono berdiskusi dengan pemuda milenial. Rannya mencalonkan diri dalam Pileg DPR RI Dapil NTB II Pulau Lombok Pemilu 2024. (ISTIMEWA)

Ia mengatakan, melalui jajanan tradisional ini generasi muda juga bisa mengenalkan potensi Lombok lainnya.

Caranya bisa dilakukan dengan hal sederhana, mencintai dan melakukan inovasi untuk memperluas market jajanan tradisional dengan memanfaatkan kemasan di berbagai platform media sosial populer.

Rannya juga mengajak seluruh masyarakat indonesia beserta wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke pulau Lombok yang memilik makanan tradisional dengan rasa yang khas dan unik.

"Jejaring media sosial sangat luar biasa. Harus dimanfaatkan untuk hal positif, termasuk meluaskan promosi citra baik dan kualitas jajanan tradisional Lombok. Taglinenya bisa I Love Lombok, atau semacamnya," imbuhnya.

Menurut Rannya, selain bisa membantu mendorong semangat Bela Beli Produk Lokal, memperluas pasar jajanan tradisional juga akan memberikan dampak bagi pengembangan sektor UMKM di Lombok.

"Tidak bisa dipungkiri, jajanan tradisional umumnya memang masih diproduksi oleh pelaku UMKM. Generasi milenial dan Gen Z bisa berkontribusi membantu pengembangan sektor ini dengan kemampuan dan jejaring yang dimiliki," katanya.

Rannya menambahkan, filosofi dan kearifan lokal jajanan tradisional sangat kaya dan selalu bisa relevan dengan perkembangan zaman.

Apalagi dilihat dari bahan dan cara pembuatannya yang alami namun membutuhkan ketekunan.

"Jajanan dan Makanan khas Sasak lainnya seperti Ayam Rarang, Ares, Pelecing Kangkung, Nasi Puyung, sate rembiga, nasi kotaraja, ayam taliwang, sate bulayak, senantiasa mengedepankan filosofi dan menanamkan semangat kebersamaan. Nah nilai-nilai luhur ini bisa dipromosikan untuk generasi muda," urai Rannya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved