Kurikulum Merdeka

Kunci Jawaban Soal Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka Kelas 12 SMA MA Halaman 16 Terbaru 2023

Masukkan kata kunci berikut ini, soal Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka Kelas 12 SMA MA Halaman 16. Ini kunci jawabannya.

Penulis: Irsan Yamananda | Editor: Irsan Yamananda
TribunLombok.com/Sirtupillaili
TATA MUKA: Suasana hari pertama pembukaan belajar mengajar secara tatap muka di SMAN 1 Mataram, Senin (3/1/2021). Masukkan kata kunci berikut ini, soal Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka Kelas 12 SMA MA Halaman 16. Ini kunci jawabannya. 

Pengasuh majalah ini terdiri atas: Mochtar Lubis (Penanggung Jawab); Dewan Redaksi: Mochtar Lubis, H.B. Jassin, Taufiq Ismail, Soe Hok Djin (Arief Budiman), dan D.S. Moeljanto.

Pada tahun-tahun pertama terbit, majalah ini masih banyak memuat karya sastra yang berhubungan dengan situasi politik waktu itu, misalnya sajak-sajak "demonstran" dan karya-karya yang menentang kezaliman kekuasaan otoriter Orde Lama.

Namun, setelah itu muncul penulis baru yang banyak di antaranya berasal dari lingkungan perguruan tinggi sehingga corak tulisan lebih mengarah kepada niat pembaharuan.

Sampai tahun 1974—1975 Horison penuh dengan karyaavant garde yang dikerjakan, antara lain, oleh Sutardji Calzoum Bachri, Putu Wijaya, Danarto, Ikranegara, Sides Sudyarto. Setelah itu, makin sedikit karya mereka yang muncul sehingga makin santer isu merosotnya mutu majalah itu. 

b. Sutan Takdir Alisjahbana

Informasi yang didapat:

Sutan Takdir Alisjahbana pengarang Indonesia yang banyak berorientasi ke dunia Barat. Dia mengatakan bahwa otak Indonesia harus diasah menyamai otak Barat.

Walaupun banyak ditentang orang, Sutan Takdir Alisjahbana tetap dengan pendiriannya itu.

Sutan Takdir Alisjahbana lahir di Natal, Tapanuli, Sumatra Utara, tanggal 11 Februari 1908, dan meninggal tanggal 31 Juli 1993. Jenazahnya dimakamkan di sebuah bukit di sekitar Bogor.

Sutan Takdir Alisjahbana menempuh pendidikan dasar di HIS Bengkulu. Setelah tamat dari HIS, ia melanjutkan pendidikan ke Kweekschool di Bukittinggi kemudian ia pindah ke Lahat, lalu ke Muara Enim.

Setelah menamatkan pendidikan di Kweekschool, ia melanjutkan sekolahnya ke Hogere Kweekschool (HKS) Bandung tahun 1925--1928..

Pendidikan yang dijalaninya di Bandung itu adalah pendidikan guru. Tahun 1931 ia mengikuti pendidikan di Hoofdacte Cursus Jakarta, sejenis pendidikan guru, dan tamat tahun 1933.

Tahun 1937 ia mengikuti kuliah di Rechtshcogeschool (Sekolah Hakim Tinggi) Jakarta dan tamat tahun 1942.

Di samping itu, tahun 1940 ia mengikuti kuliah di Fakultas Sastra, Universiteit van Indonesie, program studi Ilmu Bahasa Umum, Filsafat Asia Timur dan tamat tahun 1942.

Tahun 1979 Sutan Takdir Alisjahbana mendapat gelar Doctor Honoris Causa untuk Ilmu Bahasa dari Universitas Indonesia dan tahun 1987 mendapat gelar Doctor Honoris Causa untuk Ilmu Sastra dari Universiti Sains Malaysia. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved