Ibadah Haji

Cerita Petugas Haji Layani Jemaah Lansia Hingga 16 Orang Sehari

Petugas haji harus bertugas melayani lansia yang memiliki keterbatasan bahasa hingga gerak

kemenag.go.id
Jemaah haji lansia tiba di Makkah, Kamis (1/6/2023) petang. Petugas haji harus bertugas melayani lansia yang memiliki keterbatasan bahasa hingga gerak. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Petugas haji 2023 memiliki kerja ekstra dalam melayani jemaah lanjut usia (Lansia).

Petugas layanan lansia pada Sektor 2 Daerah Kerja (Daker) Makkah Chandra memiliki pekerjaan tak mudah.

Dia bersama tim petugas lansia dan pelindungan jemaah di sektornya, mengantar jemaah lansia ke Masjidil Haram untuk menunaikan umrah haji.

Ada 16 jemaah lansia yang diantar dengan coaster dari Mahbas Jin, menelusuri terowongan, menuju Terminal Bab Ali.

Ini adalah terminal yang menjadi tempat pemberhentian angkutan jemaah yang tinggal di area Mahbas Jin, baik Sektor 1 maupun Sektor 2.

Baca juga: Jemaah Haji Lansia dan Disabilitas Diprioritaskan Masuk Raudhah Masjid Nabawi

Hotel di wilayah ini dihuni oleh jemaah haji asal Jawa Barat.

Chandra saat itu bertugas bersama Puradi (Linjam), Zubaedah, dan Neni.

Mereka mendampingi 16 lansia yang rata-rata berusia 80 tahun ke atas.

Ada yang 90 tahun, bahkan ada juga yang di atas 100 tahun, seorang kakek dari Kuningan.

Jarak dari hotel di Mahbas Jin ke Terminal Bab Ali sebenarnya tidak terlalu jauh, sekitar 1,5 kilometer.

Dengan coaster, waktu tempuh yang dibutuhkan hanya 5 - 10 menit.

Namun, sepertinya hari itu ada jemaah lansia yang saat berangkat, sedang ingin buang hajat.

Hajat itu pun tertunaikan dalam perjalanan. Sampai Terminal Bab Ali, petugas baru tahu kalau ada kakek yang buang hajat, seiring menyeruaknya bau kotoran.

Sang kakek hanya terdiam, di tengah keterbatasannya untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.

Chandra dan para petugas sigap. Sementara jemaah lansia lainnya di antar ke Masjidil Haram untuk memulai umrah, sang kakek digendong Chandra dari bus, lalu ditempatkan di kursi roda dan transit sebentar di toilet.

Dengan sabar, Chandra bersihkan kotorannya. Kakek itu hanya terdiam, saat Chandra membersihkan badannya dan mencuci kain ihramnya.

Setelah semua bersih dan suci, kain ihram kembali dikenakan. Kursi roda juga dibersihkan.

Chandra lalu menggendong sang Kakek, menempatkannya kembali di kursi roda, lalu mendorongnya menuju Masjidil Haram.

Kepada pembimbing ibadah yang bertugas di Masjidil Haram, kakek itu diserahkan untuk dibimbing menjalankan ibadah umrahnya, tawaf di Baitullah, serta Sai dari Shafa ke Marwah.

Petugas pembimbing ibadah itu menerimanya. Dia bergerak mengantar kakek untuk menjalankan umrah.

Baca juga: Kisah Kakek 81 Tahun Asal Lombok Barat Akhirnya Bisa Haji, Istri Meninggal Jelang Pelepasan Kloter

Mata kakek berbinar. Tidak ada kata yang terucap. Tapi senyum yang mengembang menjadi penanda betapa kakek itu bahagia.

Chandra juga merasa bahagia. Lelahnya seketika sirna. Dia merasa tugasnya hari itu sangat berkesan, membantu sang kakek tetap bisa menjalankan umrahnya.

Meski harus berjibaku terlebih dahulu dengan membersihkan kotorannya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved