Berita Bima
4 Hari Teliti Fenomena Tanah Retak di Bima, Tim PVMBG Sampaikan Hasilnya Besok
Fenomena tanah retak pada 2 desa di Kabupaten Bima, telah dikaji tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Penulis: Atina | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Fenomena tanah retak pada 2 desa di Kabupaten Bima, telah dikaji tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Tim yang terdiri dari Kibar M. Suryadana (Penyelidik Bumi), Yohandi Kristiawan (Penyelidik Bumi), Ghele Radja Arios (Kepala Balai Nusra) dan Syatrin Kharis (Kepala Pos PGA Tambora) tiba di Bima sejak 8 Juni 2023.
Penyelidikan dilakukan pada 2 tempat terjadinya fenomena retakan tanah, yakni di Desa Kaowa, Kecamatan Lambitu dan di Dusun Muku Desa Sanolo Kecamatan Bolo.
Kepala BPBD Kabupaten Bima, Isyrah menjelaskan, tim bekerja untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan sebagai bahan mengkaji daerah terdampak gerakan tanah.
Baca juga: 3 Hari Hilang saat Melaut di Perairan Sangiang, Nelayan di Bima Ditemukan Meninggal
Data tersebut dapat berupa faktor yang berpotensi menjadi penyebab terjadinya gerakan tanah, sebaran gerakan tanah, daerah yang terancam, serta daerah terdampak akan potensi gerakan tanah.
"Sehingga ada upaya dan cara-cara penanggulangan sejak dini, agar masyarakat tidak resah akibat informasi yang simpang siur terkait kejadian tersebut," kata Isyrah.
Selain itu, memberi gambaran secara teknis yang lebih lengkap mengenai kondisi kerentanan gerakan tanah di lokasi terdampak.
Termasuk memberikan rekomendasi teknis dan saran-saran, bagi Pemerintah Daerah untuk mencegah gerakan tanah semakin meluas dan jatuhnya korban jiwa.
Baca juga: Bupati Bima Indah Dhamayanti Cek Lokasi Tanah Retak dan Janjikan Langkah Tindak Lanjut
"Tim mengamati morfologi, batuan, amblesan dan retakan yang ada. Pengamatan foto udara juga dilakukan menggunakan drone untuk mengetahui area dan dampak bencana secara umum," tandasnya.
Setelah meneliti, rencananya Senin (12/6/2023) tim akan menyampaikan secara resmi hasil penelitian yang dilakukan.
Hasil akan disampaikan kepada OPD terkait, termasuk pemerintahan kecamatan Lambitu dan Bolo, lokasi retakan tanah terjadi.
"Besok hasilnya akan disampaikan tim," pungkasnya.
Pada berita sebelumnya, fenomena retakan tanah terjadi di Dusun Muku, Desa Sanolo, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima.
Retakan tanah ini diketahui sejak pertengahan Mei lalu, di kawasan pegunungan di dusun tersebut.
Hari ke hari, retakan semakin meluas dan memanjang hingga mendekati kawasan pemukiman warga.
Retakan tanah ini bahkan bisa didengar suaranya oleh warga, padahal jaraknya mencapai 1 kilometer.
Akibatnya, warga pun menjadi takut hingga meminta pemerintah mendirikan tenda darurat untuk digunakan warga tidur pada malam hari.
Terakhir fenomena retakan tanah ini berubah menjadi gerakan tanah ke atas permukaan, sehingga bak membentuk pegunungan.
Ketinggian tanah yang naik ke atas permukaan tanah ini, mencapai 2,5 meter.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.