Berita Politik NTB

Tak Cukup Sekadar Popularitas, Caleg Selebgram Jangan Pede Menang Dulu

Praktisi Senior Desain Visual Lingkara Indo Grup Safan Yuda Legian, calon selebgram tersebut mayoritas berasal dari kalangan milenial.

|
Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Instagram (@safanlegian_)
Safan Yuda Legian. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Sejumlah tokoh publik dari kalangan artis maupun selebgram, ramai-ramai coba peruntungan di kontestasi politik pada Pemilu 2024.

Popularitas yang berada di belakang mereka, dianggap mampu mendongkrak elektabilitas dan kemenangan.

Meski demikian, tak semua "caleg selebgram" ini dianggap dapat berdiri sebagai representasi rakyat, khususnya anak muda.

Praktisi Senior Desain Visual Lingkara Indo Grup Safan Yuda Legian, mengatakan caleg selebgram tersebut mayoritas berasal dari kalangan milenial.

Baca juga: Praktisi Desain Visual: Konten-konten Media Sosial Politisi NTB Usang dan Berjarak dengan Anak Muda

Mereka diharapkan mampu menggaet suara anak muda, juga membawa aspirasi kelompok ini pada arah perubahan.

Namun bagi Safan, tak semua tokoh itu mampu.

"Alasannya ada pada dominasi partai. Kerja partai yang terlalu dominan pada pemenangan, biasanya tak membuat langkah mereka fleksibel," kata Safan, Selasa (23/5/20233).

Tak hanya kurang fleksibel, anak-anak muda yang terjun ke politik ini, bahkan menyerap cara kerja pemenangan dari generasi tua di atas mereka.

Baca juga: Rohmi Berpeluang Besar Jadi Gubernur NTB, Ini Kata Pengamat Politik Makara Strategi

Hal itu membuat mereka terkesan gagal merepresentasikan anak muda atau kesan modern pada popularitas yang dibangun selama ini.

"Mereka tidak dilatih sebagai petarung politik, mereka hanya membawa popularitas. Akhirnya tak tahu bagaimana harus melangkah. Pilihannya ya ikuti cara-cara terdahulu," kata Safan.

Cara yang diulang-ulang itu, kata Safan membuat reproduksi pengetahuan di lingkungan politik anak muda tak berkembang.

Ia berpendapat, politik di NTB tak memerlukan regenerasi kalau anak muda justru tampil tua.

"Kalau tidak kreatif sesuai semangat zaman mereka (pemuda), apa perlunya regenerasi politik? Harus bisa dibuktikan, anak muda bukan cuma gincu," kata Safan.

Safan berpesan, agar anak-anak muda peka terhadap keresahan sosial di zaman mereka.

"Harus tahu apa yang dibutuhkan kelompok kreatif anak-anak muda. Entah itu dari kalangan musisi, desainer, fotografer, penulis, mural, dan lain sebagainya. Kalau aspirasi kelompok-kelompok itu tak terbungkus, bisa dipastikan calon-calon ini cuma meneruskan aspirasi senior mereka di partai. Para pemilih muda hari ini sudah cukup pintar untuk menentukan pilihan sesuai visi mereka. Sebab ini bukan pertaruhan instan," pungkasnya.

 

Bergabung dengan Grup Telegram TribunLombok.com untuk update informasi terkini: https://t.me/tribunlombok.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved