Dishub NTB Bakal Datangkan Kapal Tol Laut untuk Angkut Sapi Kurban Tertahan di Pelabuhan Gili Mas

Dishub NTB sudah menyiapkan beberapa kapal dengan tujuan Tanjung Wangi dan Tanjung Perak

Penulis: Jimmy Sucipto | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
Peternak melihat kondisi sapi sembari menunggu keberangkatan kapal dari Pelabuhan Gili Mas, Lembar, Lombok Barat, Minggu (21/5/2023). Dishub NTB sudah menyiapkan beberapa kapal dengan tujuan Tanjung Wangi dan Tanjung Perak. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Jimmy Sucipto

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Terlantarnya puluhan truk hewan ternak di Pelabuhan Gili Mas mendapatkan atensi dari Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi NTB.

Kepala Dishub Provinsi NTB Lalu Moh Faozal menuturkan, pihaknya sedang mengusahakan kedatangan kapal khusus angkutan ternak untuk tol laut dalam sehari ke depan.

"Soal ada yang tersangkut di pelabuhan, antreannya harus menunggu jadwal kapal dan fasilitas kapal," ungkap Faozal, Senin (22/5/2023).

Terkait kapal yang disiapkan, Dishub NTB sudah memproyeksikan beberapa kapal dengan tujuan berbeda.

Baca juga: Peternak Antre di Pelabuhan Gili Mas Lombok Mulai Mengeluh Pasokan Air Bersih dan Pakan Sapi

Pertama, tiga kapal di Gili Mas dengan tujuan ke Tanjung Wangi.

Kemudian ada di ASDP, tujuannya ke Ketapang dengan 6 kapal dan dua kapal tujuan ke Tanjung Perak.

Untuk di Pelabuhan Calabai, Dompu, Dishub NTB meminta kapal tol laut Cemara 3 untuk mempercepat proses pengiriman ternak.

"Mudah-mudahan bisa hari ini atau besok, kapasitasnya 550 curah, bukan Roro atau truk. Berarti ternak nya naik," terang Kadishub NTB menjelaskan kapal Cemara 3.

Disinggung terkait penumpukan yang terjadi di Pelabuhan Lembar, Kadishub NTB menjelaskan tidak ada upaya untuk mengurai yang di Pelabuhan Lembar.

"Tidak ada upaya penguraian, memang di Lembar itu sudah dipersiapkan seperti itu," ungkapnya.

Adapun penjelasan rinci yang disampaikan Faozal, pertama kapal yang yang ada di Pelabuhan Lembar merupakan kapal yang menggunakan bahan bakar subsidi.

"Karena memang kapal angkut, bukan kapal ternak. Itu masalahnya," sambungnya.

Belum lagi terkait komplain dari para penumpang yang dijelaskan oleh Faozal.

Baca juga: 2 Ekor Sapi Kurban Mati Kelaparan di Pelabuhan Gilimas, Peternak: Tolong Kami Pak Gubernur

Faozal mengaku, pihaknya sempat mendapatkan komplain akibat bau kotoran ternak yang naik ke deck penumpang kapal.

"Bayangkan dia berlayar 22 jam Oasis ke perak, atau 16 jam ke Ketapang, begitu buka dek penumpang bau ternak," ungkapnya.

Tetapi, pihak Dishub NTB tetap memaksimalkan upaya pengangkutan ternak yang ada, yakni bisa naik 7-10 truk per-hari.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved