Penjelasan Mengapa Guru Boleh Terima Zakat Fitrah

Memberikan zakat fitrah kepada para pelajar, penyampai kebenaran, seperti kiai dan guru ngaji, hukumnya adalah boleh

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Warga membayar zakat di stan pelayanan zakat fitrah, Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (29/4/2022). Memberikan zakat fitrah kepada para pelajar, penyampai kebenaran, seperti kiai dan guru ngaji, hukumnya adalah boleh. 

“Boleh memberikan zakat kepada para qari, orang alim, pelajar dan orang-orang yang bermanfaat kepada kaum muslimin, meskipun mereka kaya. Ini karena mereka sangat bermanfaat untuk eksisnya agama (Islam).”

والسابع سبيل الله تعالى وهو غاز ذكر متطوع بالجهاد فيعطى ولو غنيا إعانة له على الغزو اهل سبيل الله الغزاة المتطوعون بالجهاد وان كانوا اغنياء ويدخل في ذلك طلبة العلم الشرعي ورواد الحق وطلاب العدل ومقيموا الانصاف والوعظ والارشاد وناصر الدين الحنيف

“yang ke tujuh sabilillaah ialah lelaki pejuang yang berperang dengan cuma-cuma demi agama allah, maka ia diberi meskipun ia kaya raya sebagai bantuan untuk biaya perangnya. “sabiilillah” ialah lelaki pejuang yang berperang dengan cuma-cuma demi agama allah meskipun ia kaya raya. dan masuk dalam kategori sabiilillah adalah para pencari ilmu syar’i, pembela kebenaran, pencari keadilan, penegak kebenaran, penasehat, pengajar, penyebar agama yang lurus.” [ al-jawaahir al-bukhaari, iqna li assyarbiny, Jilid II,halaman 230].

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa apabila kiai dan guru tingkat ekonominya masuk ke dalam kategori orang fakir atau miskin maka boleh menerima zakat sebagai orang fakir atau miskin.

Sedangkan apabila tidak masuk ke dalam kategori orang fakir atau miskin maka bisa menerima zakat atas golongan fi sabilillah.

Namun, sebaiknya menyalurkan zakat fitrah kepada fakir miskin apabila masih banyak masyarakat miskin yang lebih membutuhkan.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved