Pilpres 2024

Partai Besar Egonya Tinggi, Capres PDIP Diumumkan Sebelum Bulan September 2023

Menurut survei berbagai lembaga, tingkat elektoral partai banteng berada di urutan pertama, jauh meninggalkan Parpol lainnya.

|
Editor: Dion DB Putra
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan pidato politik pada perayaan HUT ke-50 PDI Perjuangan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023). HUT ke-50 tahun PDI Perjuangan bertemakan Genggam Tangan Persatuan Dengan Jiwa Gotong Royong dan Semangat Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam. 

TRIBUNLOMBOK.COM, JAKARTA -Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, Ari Junaedi menilai, sulit menyatukan PDIP ke koalisi besar yang diwacanakan oleh KIB dan koalisi KIR.

Menurut dia, peleburan koalisi lebih mudah di kalangan partai yang perolehan suaranya cenderung kecil.

Baca juga: Pengamat: Butuh Kerelaan Airlangga dan Muhaimin Tidak Jadi Capres-Cawapres

“Menyatukan PDIP yang egonya besar lebih sulit ketimbang menyatukan partai-partai ‘ngarep’ seperti PPP (Partai Persatuan Pembangunan), PAN (Partai Amanat Nasional), bahkan PBB (Partai Bulan Bintang) sekalipun,” kata Ari, Rabu (5/3/2023).

PDIP sejauh ini mengantongi elektabilitas tinggi. Menurut survei berbagai lembaga, tingkat elektoral partai banteng berada di urutan pertama, jauh meninggalkan Parpol lainnya.

Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu juga merupakan Parpol pemenang Pemilu dua kali berturut-turut, yakni tahun 2014 dan 2019. Dengan modal sebesar itu, Ari yakin, PDIP percaya diri sekalipun tak berkoalisi dengan Parpol lain pada Pemilu 2024.

“PDIP itu ibarat executive muda yang begitu percaya diri menatap masa depan. Dia yakin sukses karena merasa suaranya cukup sebagai syarat untuk maju di Pilpres tanpa berkoalisi dengan partai lain,” ujarnya.

Sebaliknya, menurut Ari, partai-partai yang mewacanakan peleburan koalisi punya harapan besar untuk menarik PDIP. Bahkan, Ari yakin, keputusan soal wacana koalisi besar baru akan diketok setelah PDIP menentukan langkah.

Saat ini, partai-partai lain masih berhitung dan menduga-duga Capres dan Cawapres yang akan dijagokan partai berjargon wong cilik itu.

“PDIP menjadi pusat orbiter dari koalisi-koalisi yang sudah dan akan terbentuk,” katanya.

Lebih lanjut, Ari menilai, wacana peleburan KIR dan KIB sedianya bertujuan untuk menguatkan potensi kemenangan pada Pemilu mendatang. Mungkin pula, wacana regrouping dimaksudkan untuk mengunci calon lain agar tak bisa maju di gelanggang Pilpres 2024 karena semakin sedikitnya peluang Parpol bisa mengajukan calon.

Kehadiran koalisi besar memang menggiurkan secara politis karena massifnya kumulatif suara partai-partai politik. Namun, kata Ari, itu tidak otomatis menjamin kemenangan. Dia mengatakan, kemenangan ditentukan oleh Capres-Cawapres yang disodorkan koalisi.

Oleh karenanya, dibutuhkan sosok yang tidak hanya moncer secara elektabilitas, tetapi juga punya rekam jejak yang baik di pemerintahan.

“Koalisi besar itu terlihat tambun secara politik, tetapi mudah fragile sehingga perlu energi besar baik asupan logistik dan akomodasi politik,” tutur dosen Universitas Indonesia (UI) itu.

Sebelum September

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan, belum mengetahui figur Capres yang akan dipilih Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Meski demikian, ia mengaku, sempat penasaran untuk mengetahui sosok tersebut. Sehingga, hal itu membuatnya memberanikan diri untuk bertanya ke Mega usai bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, 18 Maret lalu.

“Habis pertemuan Bu Mega yang 2 jam sama Pak Jokowi, kemudian 1 jam baru kami bergabung Mas Pram (Sekretaris Kabinet Pramono Anung), kan saya tanya bocorannya sama Bu Mega,” cerita Hasto di program Gaspol! Kompas.com, Rabu (5/4/2023).

Saat itu, Mega menolak memberikan jawaban atas pertanyaan Hasto itu. “Bu bocorannya gimana?” tanya Hasto saat itu.
“Apa?” tanya Mega.

“Ini Bu (soal) Capres,” jawab Hasto.

“Udah, sabar,” tutur Mega seperti ditirukan Hasto.

Setelah mendapatkan jawaban itu, Hasto memilih untuk fokus mempersiapkan beberapa hal lain untuk menghadapi Pemilu 2024. Pasalnya, kontestasi elektoral nanti tak hanya berkutat pada Pilpres semata. Ia pun meyakini, Mega sedang mempertimbangkan berbagai hal sebelum memberi keputusan.

“Saksinya harus kita persiapkan, Calegnya harus kita persiapkan, tim kampanyenya harus kita persiapkan dengan baik, dana logistiknya harus kita kumpulkan dengan cara gotong royong dari sekarang,” papar dia.

Meski begitu, Hasto mengungkap kemungkinan momentum Mega mengumumkan Capres PDIP. Menurutnya, selama ini presiden kelima RI itu kerap mengumumkan sesuatu yang penting pada hari-hari bersejarah. “Bulan Juni itu adalah Bulan Bung Karno. Kemudian Bulan Agustus itu proklamasi,” ucap dia.

Terakhir ia menyiratkan bahwa PDIP bakal mengumumkan Capresnya sebelum Bulan September. Sebab, KPU telah menetapkan pendaftaran Capres-Cawapres pada 19 Oktober 2023.

“Kita kan sudah dikunci oleh KPU, enggak boleh lewat dari September untuk mengambil keputusan,” imbuh dia. (kompas.com)

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved