Anak Pasutri Korban Dukun Pengganda Uang Banjarnegara Kehilangan Orang Tua Lucu dan Taat Ibadah

Pasutri asal Lampung menjadi korban dukun Pengganda uang Banjarnegara Mbah Slamet Tohari

Tribunnews.com/Dok. Polda Jateng
Kolase penggalian jenazah korban di Desa Balun, Banjarnegara, Jawa Tengah dan tampang dukun pengganda uang Mbah Slamet alias Tohari. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Anak korban dukun pengganda uang Banjarnegara buka suara soal kisah kepergian orang tuanya hingga akhirnya ditemukan tewas.

Pasutri korban meninggal dunia Suheri dan Riani rupanya sudah hampir 2 tahun meninggalkan rumah untuk menemui Mbah Slamet alias Tohari di Desa Balun, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Putri mereka, Rani Dwi Ulandari mengungkap awal mula kepergian orang tuanya ke Jawa dengan alasan menggarap proyek.

“Saat itu ayah pamit hendak bekerja, karena ayah merupakan bekerja sebagai pemborong,” ucap Rani, dikutip dari Tribunnews, Kamis (6/4/2023).

Tapi, kata Rani, orang tuanya tak spesifik menyebut akan pergi ke Banjarnegara. Melainkan ke Semarang, Jawa Tengah lalu ke Tulungagung, Jawa Timur.

Baca juga: Identitas 4 Korban Pembunuhan Berantai Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara yang Teridentifikasi

Rani seperti pada umumnya kerap bertanya kapan kedua orang tuanya itu akan pulang.

Namun jawabannya tetap sama, yakni nanti atau sekali waktu dijawab dengan sebentar lagi.

“Beberapa hari lagi,” kata Rani menirukan jawaban sang ayah di satu sambungan telepon.

Akhirnya Rani berbincang dengan sang ayah via telpon pada 8 September 2021 sore.

“Sebelum lost kontak, dan setelah ditelpon balik sudah tidak aktif,” kenangnya.

Rani pernah mencoba untuk menghubungi sang ibu namun hasilnya sama, sang ibu tidak bisa dihubungi.

“Pernah menelpon hape dan nomor WA, bahkan sudah minta tolong teman dan saudaranya (pakde),” ujar dia.

Namun, tidak ada satupun yang mengangkat bahkan nomor tidak tersambung.

Ayah yang Lucu

Rani mengatakan bahwa Suheri dan Riani merupakan orangtua yang baik.

Saat di rumah, Suheri merupakan ayah yang lucu serta taat beribadah.

Rani mengaku pernah video call dengan ayah dan ibunya di lokasi rumah tempat peritiswa pembantaian tersebut.

“Rumahnya sama dengan viralnya video tiktok dan video call dengan dirinya,” tutur Rani.

Selepas mengetahui video viral tersebut, dia memberi tahu pamannya mencari info lebih lanjut terkait kebenarannya.

“Dan dicari tahu ke polisi yang ada di sana,” ucap Rani sambil berkaca-kaca.

Hingga akhirnya kabar terkait kedua orangtua yang menjadi korban adalah benar.

Bahwa keduanya menjadi korban dari Slamet Tohari.

Baca juga: Korban Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Teridentifikasi: Pasutri hingga Pasangan Kekasih

Diketahui, 4 orang asal Pesawaran Lampung menjadi korban pembunuhan Mbah Slamet.

Para korban tersebut adalah dua pasangan suami istri (pasutri) Irsad dan Wahyu Triningsih serta Suheri dan Riani.

Kedua pasang pasutri korban keganasan Slamet Tohari sang dukun pengganda uang merupakan sahabat dekat.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kapolres Pesawaran, AKBP Pratomo Widodo saat diwawancarai pada Rabu (5/4/2023).

Pratomo menjelaskan, bahwa kedua pasutri tersebut telah saling mengenal dan keduanya sama-sama melakukan keberangkatan ke lokasi dari Slamet Tohari.

“Dan memang sebenarnya para korban saling memberi tahu dan kemudian berangkat kesana,” kata Pratomo.

Terkait hubungan antara siapa yang mengenalkan Slamet Tohari kepada dua pasutri tersebut Polres Pesawaran masih mendalami perantaranya.

“Jadi, siapa yang memperkenalkan kepada Slamet Tohari ini ada satu orang,” ucap Pratomo.

Dan sampai saat ini masih akan berkoordinasi dengan Polres Banjarnegara untuk mengambil keterangan dari seorang perantara tersebut.

“Terkait apakah perantara itu terlibat atau tidak,” katanya.

“Atau bisa juga perantara itu merupakan seorang korban,” jelas dia.

Suheri dan Riani yang menjadi korban pembunuhan dukun palsu pengganda uang asal Banjarnegara, Jawa Tengah itu.

Camat Negeri Katon Enggo menjelaskan, pasutri tersebut merupakan warga Desa Kalirejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran.

“Kamu bersama kepolisian telah mendatangi rumah korban kedua untuk meminta keterangan dari pihak keluarga,” ucapnya.

Dirinya mengatakan, korban kedua yakni Suheri dan istri pergi bersama dari 25 Juli 2021.

Kemudian hilang kontak dengan keluarga pada 8 September 2021 lalu.

“Kalau korban kedua ini berpamitan kepada keluarga untuk berangkat kerja bangunan di Tulung Agung,” ucap dia.

“Dan korban membawa uang sejumlah Rp 15 juta dan satu unit mobil Daihatsu Xenia,” imbuhnya.

Dirinya menambahkan, keluarga para korban ini akan berangkat ke Banjarnegara untuk melakukan pendampingan dalam melakukan autopsi.

“Hal itu guna memastikan identitas para korban,” jawabnya.

Hal itu dikarenkan korban saat ini sudah menjadi tengkorak.

Pengidentifikasiannya harus melalui autopsi dengan menggunakan anak korban sebagai tes dna.

“Kemungkinan mereka akan berangkat dengan difasilitasi oleh Polres Pesawaran,” terang Enggo.

Korban yang sudah diautopsi akan segera diurus pemulangan jenazahnya.

Dan para keluarga korban meminta untuk dimakamkan di Lampung.

(Tribunnews.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kaget Orangtuanya Jadi Korban Dukun Pengganda Uang Banjarnegara, Rani: Bilangnya Sudah Mau Pulang

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved