Pilpres 2024
Pengamat: Butuh Kerelaan Airlangga dan Muhaimin Tidak Jadi Capres-Cawapres
Ari Juanaedi mengatakan, wacana penyatuan dua poros politik itu bisa terganjal kesepakatan nama calon presiden dan calon wakil presiden.
Ari menilai, wacana pembentukan koalisi besar sedianya bertujuan untuk mencari potensi kemenangan yang lebih tinggi.
Mungkin pula, regrouping dimaksudkan untuk mengunci calon lain agar tak bisa maju di gelanggang Pilpres 2024 karena semakin sedikitnya peluang parpol bisa mengajukan calon.
Kehadiran koalisi besar memang menggiurkan secara politis karena masifnya kumulatif suara partai-partai politik. Namun, kata Ari, itu tidak otomatis menjamin kemenangan.
Menurutnya, kemenangan ditentukan oleh capres-cawapres koalisi. Oleh karenanya, dibutuhkan kehadiran sosok yang tidak hanya moncer secara elektabilitas, tetapi juga punya rekam jejak yang baik di pemerintahan.
“Koalisi besar itu terlihat tambun secara politik, tetapi mudah fragile sehingga perlu energi besar baik asupan logistik dan akomodasi politik,” tutur dosen Universitas Indonesia (UI) itu.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan bahwa koalisi Kebangkitan Indonesia Raya dan Koalisi Indonesia Bersatu berpeluang bergabung. Prabowo menilai, kedua koalisi satu frekuensi.
“Ternyata ada. Jadi kami merasa dalam frekuensi yang sama ya, ada kecocokan, dan kalau dilihat, pimpinan partai kami sudah masuk. Cak Imin ya, kami sudah masuk timnya Pak Jokowi sebetulnya sekarang,” kata Prabowo usai acara “Silaturahmi Ramadhan bersama Presiden RI” yang digelar di Kantor DPP PAN, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (2/4/2023).
Kendati demikian, Menteri Pertahanan itu belum mau menjawab secara gamblang terkait rencana penggabungan KIB dan KIR. Namun, dia memastikan, ketua umum partai masing-masing koalisi akan berkomunikasi lebih intens lagi.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung melontarkan kata "cocok" seandainya KIB dan KIR bersatu untuk menghadapi Pemilu 2024.
“Cocok. Saya hanya bilang cocok. Terserah kepada ketua-ketua partai atau gabungan ketua partai. Untuk kebaikan negara, untuk kebaikan bangsa untuk rakyat, hal yang berkaitan, bisa dimusyawarahkan itu akan lebih baik,” kata kepala negara kepada awak media.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul Koalisi Besar Mungkin Terwujud, tapi Butuh Kerelaan Airlangga dan Cak Imin Tak Jadi Capres-Cawapres
BREAKING NEWS: Mertua Gubernur NTB Zulkieflimansyah Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Update Berita Dukun Pengganda Uang Banjarnegara, Ada 12 Korban Dikubur Setelah Diracun |
![]() |
---|
Prabowo Akui Ada Kesepakatan Koalisi Indonesia Raya dan Koalisi Indonesia Bersatu |
![]() |
---|
AHY Belum Pasti Dampingi Anies, PKS Buka Peluang Cawapres dari Luar Partai Koalisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.