Porprov XI NTB
Panitia dan Pelaksanaan Porprov XI NTB Dinilai Tidak Profesional, Dompu dan Kota Bima Buka Suara
KONI Kota Bima dan Dompu, buka suara kritisi kinerja penyelenggaraan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) ke-XI NTB.
Penulis: Atina | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - KONI Kota Bima dan Dompu, buka suara kritisi kinerja penyelenggaraan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) ke-XI NTB.
Kontingen 2 daerah di Pulau Sumbawa ini, sama-sama menilai pelaksanaan Porprov NTB 2023 tidak profesional, karena kinerja panitia.
Ketua Harian KONI Kota Bima, Sudirman Dj mengungkap, pelaksanaan Porprov kali ini tidak profesional.
"Masih jauh enak tahun 2018," kata Sudirman membandingkan.
Baca juga: Klasemen Sementara, Kota Bima Peroleh Medali Terbanyak se-Pulau Sumbawa di Porprov XI NTB
Ia mencontohkan Cabor Wushu, yang jelas-jelas terlihat curang.
Tapi Sudirman merasa percuma diprotes, sehingga tidak melanjutkan.
Hal lain yang dikritisi, soal sulitnya kontingen daerah berkomunikasi dengan panitia Porprov ke-XI NTB.
"Kalau kita hubungi, dibilang sibuk. Kita tanya panitia yang di lapangan, malah jawab ga tau," ungkap Sudirman.
Baca juga: Cabor Drumband Lengkapi Koleksi Medali Emas Kontingen Kota Bima di Porprov NTB 2023
Ia mengakui, kesulitan komunikasi ini membuat dirinya kerap emosi menyikapi masalah-masalah yang muncul di venue.
Parahnya kata pria yang juga politisi Gerindra ini, keluhan tidak hanya muncul dari kontingen Kota Bima tapi juga daerah lain.
"Daerah lain juga ngeluh loh, karena jelas kita dirugikan," tegasnya.
Sudirman memastikan, akhir pelaksanaan nanti dirinya akan menyampaikan semua pada saat evaluasi.
Hal senada juga disampaikan kontingen Dompu, yakni pengurus Cabor sepatu roda, Yudhi Dwi Yudhayana.
Ia menuding, Porprov NTB digelar asal-asalan.
Banyak kontingen yang diinapkan di hotel yang minim fasilitas, seperti yang dialami Cabor Sepatu Roda asal Kabupaten Dompu.
Dana sharing anggaran dari KONI Kabupaten Dompu ke Panitia Porprov, digunakan untuk pemenuhan kebutuhan atlet agar bisa bertanding dengan tenang.
"Rencananya kan kita diinapkan di hotel berbintang, tapi nyatanya, hotel kelas melati. Bagaimana kita bisa istirahat dengan nyaman. Itu bukan saja yang kami alami, tapi banyak cabor dan kontingen daerah lain yang bernasib sama seperti kami," katanya dihubungi dari Dompu, Kamis (23/2/2023).
Kendati demikian, atlet masih menunjukkan kinerja profesional sehingga mendapatkan 2 emas pada kelas 100 dan 200 meter.
"Karena untuk pemenuhan gizi atlet kami sediakan sendiri, termasuk angkutan kami bawa sendiri dari Dompu," akunya.
Pria yang akrab disapa Yudha ini berharap, situasi seperti sekarang ini tidak terulang lagi ke depannya.
Bergabung dengan Grup Telegram TribunLombok.com untuk update informasi terkini: https://t.me/tribunlombok.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.