Berita Politik NTB

Wakil Ketua DPRD Sumbawa Barat Merliza Jawas Dorong Perempuan Terjun ke Politik

Partisipasi dan keterlibatan perempuan dalam kancah politik di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) terbilang masih minim.

Penulis: Lalu Helmi | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM/LALU HELMI
Wakil Ketua DPRD Sumbawa Barat Merliza Jawas Dorong Perempuan Terjun ke Politik - Wakil Ketua DPRD KSB yang juga Sekretaris DPC Partai Gerindra KSB Merliza Jawas saat ditemui pada Selasa (7/2/2023). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi

TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA BARAT - Partisipasi dan keterlibatan perempuan dalam kancah politik di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) terbilang masih minim.

Dari total 25 anggota DPRD KSB saat ini, hanya ada dua orang figur perempuan yang berhasil duduk di kursi legislator.

Kenyataan itu mendapatkan atensi dari Wakil Ketua DPRD KSB Merliza Jawas.

Sekretaris DPC Partai Gerindra KSB itu mengaku ada banyak faktor yang mengakibatkan rendahnya keterwakilan perempuan di dunia politik. Baik dari sisi partisipasi maupun keterpilihan.

Baca juga: Soal Sulitnya Lapangan Kerja di KSB, Merliza Jawas Terangkan Tentang Hal Ini

Faktor yang paling umum terjadu, kata Merliza Jawas ada di dalam tubuh partai politik.

Dikatakan Merliza, selama ini, bacaleg perempuan seringkali hanya sekadar melengkapi persayaratan bacaleg untuk 30 persen keterwakilan perempuan dalam komposisi bacaleg.

"Kedua, kadang caleg perempuan tidak diberikan ruang lebih atau minimal sama  ketimbang calegblaki-laki, ada dikotomi. Keberpihakan partai terhadap caleg perempuan itu juga sangat penting. Baik dari sisi penjagaan suara, saksi, itusangat berpengruh di lapangan," katanya kepada TribunLombok pada Senin (6/2/2023).

Diakui Merliza, sejatinya potensi caleg perempuan terbilang tinggi. Sebab dari sisi pemilih, jumlah pemilih perempuan secara kuantitas lebih banyak dibanding laki-laki.

Baca juga: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Timur Berharap Dewan Atensi Sekolah Rusak

Jumlah tersebut ia nilai seharusnya dapat dikapitalisasi oleh caleg perempuan menjadi suara.

"Itu belum bisa maksimal mungkin lantaran adanya anggapan bahwa perempuan seharusnya engga ada di dunia politik, itu milik laki-laki, begitu," ujarnya.

Diakui Merliza, sejatinya perempuanlah yang lebih paham akan kebutuhan kelompok perempuan. Jadi, semakin banyak perempuan yang ada di legislator, maka suara perempuan akan lebih cepat diserap.

Lebih jauh, secara kapasistas dan kapabilitas, kemampuan laki-laki dan perempuan dalam dunia politik diklaimnya relatif sama.

"Tidak ada gap sebeletulnya, kapasitas sama, kita bisa fight, kita punya  kepercayaan diri, bisa mencari dukungan, mendapat pemilih kita mampu bersaing," terangnya.

Namun Merliza melihat, faktor yang seringkali menghambat adalah, tidak semua caleg perempuan memiliki daya dukung finansial yang kuat.

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved