Keluarga Ungkap Firasat Buruk Sebelum Prajurit TNI Serka Jeki Gugur Ditikam OTK di Papua

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Almarhum Serka Jeki, prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang gugur di Papua telah dimakamkan di kampung halamannya, Desa Buncu, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima.

Ratusan pelayat memadati Tempat Pemakaman Umum (TPU) di desa tersebut, pada Kamis (26/1/2023).

Mereka sangat antusias mengantarkan putra daerah yang sejak 10 tahun pergi mengabdi di tanah Papua itu.

TribunLombok.com berkesempatan menemui keluarga Serka Jeki, yang merupakan kakak kandungnya bernama Musliadin.

Serka Jeki adalah anak keempat dari lima bersaudara pasangan Sitti dan Arsyad.

Baca juga: Prajurit TNI Asal Bima yang Gugur di Papua Rencananya Dimakamkan di Kampung Halaman

Serka Jeki berangkat ke Papua tahun 2010, kemudian menikah 2 tahun setelah menjadi prajurit dengan Nanang Irnawati dari Kecamatan Sape.

Musliadin mengungkap, sebelum insiden penikaman yang menewaskan adiknya tersebut, keluarga di Bima sempat berkomunikasi melalui telepon.

"Hari Minggu almarhum sempat menelpon orang tua dan kami di Bima," ungkap Musliadin, Kamis (26/1/2023).

Obrolan melalui seluler sudah menjadi rutinitas bagi Serka Jeki setiap pekan.

Biasanya obrolan berisi cerita kegiatan atau aktivitas yang dilalui Serka jeki saat bertugas di Papua.

Usai menelpon ungkap Musliadin, ibu tiba-tiba merasa sakit dada dan terus merasa khawatir tanpa alasan yang jelas.

Hal yang sama juga terjadi pada dirinya, sebagai kakak pertama tiba-tiba dadanya berdebar tanpa alasan yang jelas.

"Kalau ibu itu sampai seharian sakit dada, berdebar dan merasa khawatir," jelasnya.

Tapi pihak keluarga sama sekali tidak berpikir, akan ada hal buruk menimpa Serka Jeki di tanah ia bertugas.