Survei: Hanya 8 Persen Masyarakat yang Menimbang Akan Memilih Parpol Baru

TRIBUNLOMBOK.COM, JAKARTA - Hasil Survei Nasional Algoritma Research and Consulting mengungkap kecenderungan menarik di tengah masyarakat terhadap partai politik atau parpol baru.

Hasil survei tersebut menunjukkan, hanya delapan persen masyarakat yang menimbang akan memilih parpol baru dalam Pemilu 2024.

Baca juga: DPR Sepakat Nomor Urut Parpol Tak Diubah, yang Diundi Hanya Partai Baru Peserta Pemilu

Sedangkan sebesar 65,2 persen masyarakat memilih parpol lama yang sudah pernah ikut pemilu.

Direktur Riset dan Program Algoritma Fajar Nursahid mengatakan, hasil survei tersebut mencerminkan parpol baru tidak cukup peluang dalam pesta demokrasi tahun depan.

“Dengan demikian, kehadiran partai baru tidak cukup punya peluang dalam dinamika kontestasi elektoral,” kata Fajar dalam paparannya, di sebuah hotel di kawasan Jakarta, Senin (23/1/2023).

Fajar Nursahid mengatakan, pemilih cukup rasional karena menimbang program kerja (43 persen) sebagai pertimbangan utama dalam memilih partai politik.

Selain itu, calon presiden yang diusung (18 persen) juga menjadi alasan yang ditimbang oleh pemilih.

“Hal ini memungkinkan terjadinya ‘efek ekor jas’ dalam Pemilu 2024 nanti, dimana Capres yang diusung berdampak terhadap raihan elektoral partai politik,” jelasnya.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan 17 partai politik peserta Pemilu 2024.

Dari 17 partai politik, terdapat empat partai baru yang lolos menjadi peserta Pemilu 2024.

Empat partai baru tersebut yakni Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), Partai Garuda, dan Partai Buruh.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Survei Catat Parpol Baru Tidak Punya Cukup Peluang Dalam Pemilu 2024