Catatan Sepak Bola

Ajaran Bola Didier Decshamps

Didier Deschamps adalah tipe pelatih yang akan melakukan segala cara halal sesuai rule of the game demi mencetak kemenangan.

Editor: Dion DB Putra
AFP/FRANCK FIFE
Pelatih Prancis Didier Deschamps memberi isyarat dari garis sentuh selama pertandingan sepak bola Grup D Piala Dunia 2022 Qatar antara Tunisia dan Prancis di Stadion Education City di Al-Rayyan, barat Doha, Rabu 30 November 2022. 

Wajah pragmatis sebenarnya menjadi ciri khas Si Biru sejak di Rusia 2018. Mereka mengandalkan serangan balik dengan formasi 4-4-2.

Ajaran bola Deschamps adalah Kylian Mbappe dkk harus rela menderita bersama dikepung musuh sampai mendapat kesempatan dalam transisi serangan balik.

Percuma bermain indah tapi kandas. Brasil bermain indah, eh malah gagal melawan Krosia. Spanyol dan Portugal juga sama nasibnya di Qatar 2022.

Deschamps belajar banyak dari kejatuhan Spanyol dan Portugal. Kedua tim bermaterikan pemain top terjebak perangkap Maroko.

Spanyol dan Portugal menguasai bola selama mungkin sehingga menekan agresif lawan. Malah mereka dipatuk serangan balik Maroko yang terorganisasir mematikan.

Piala Dunia 2022 di Qatar menyembulkan fakta unik menggemaskan. Melawan teori bapak sepak bola modern asal Belanda, Johan Cruyff.

Bintang Belanda di Piala Dunia 1974 dan 1978 itu tim yang dominan menguasai bola memiliki peluang menang lebih besar. Keyakinan Cryuff ternyata tidak tampak dalam pesta bola di Qatar 2022.

Kroasia dan Maroko sama-sama mendominasi penguasaan bola saat melawan Argentina dan Prancis. Tapi mereka tumbang,

Melawan Argentina, Kroasia menguasai bola hingga 60 persen. Namun, Kroasia justru takluk 0-3 dari Lionel Messi dan rekan-rekan. Maroko pun demikian nasibnya.

”Percuma jika menguasai bola, tetapi tidak efektif. Kami datang untuk menang, bukan memegang bola lebih lama,” ujar Pelatih Maroko Walid Regragui.

Walid terpancing gaya bermain Prancis di semifinal. Maroko lebih lama menguasai namun tidak efektif menghasilkan gol.

Prancis saat menjuarai Piala Dunia Rusia 2018 menguasai bola hanya sekitar 48 persen. Artinya Prancis bukan yang sangat menyerang seperti Argentina, Brasil, Spanyol, Inggris atau Belanda.

Piala Dunia 2022 membutikan penguasaan bola bukan jaminan berjaya. Mengutip laporan Kompas, di Qatar 2022, hanya sembilan dari 15 tim dengan penguasaan di atas 51 persen yang lolos ke fase gugur.

Tim Panser Jerman dan Denmark yang mencatat penguasaan 59,8 persen tidak lolos. Adapun enam tim dengan penguasaan di bawah 38 persen justru lolos, antara lain Maroko dan Jepang.

Spanyol, tim dengan rata-rata penguasaan bola tertinggi, 76,8 persen, paling mencerminkan tidak ada yang lebih penting daripada efektivitas mencetak gol.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved