Catatan Sepak Bola
Ajaran Bola Didier Decshamps
Didier Deschamps adalah tipe pelatih yang akan melakukan segala cara halal sesuai rule of the game demi mencetak kemenangan.
Dunia harus angkat topi bahwa dalam empat tahun terakhir Prancis adalah tim nasional terbaik sejagat.
”Laga tadi sama sekali tidak mudah, tetapi kami berhasil menunjukkan kualitas, pengalaman, dan spirit tim,” kata Deschamps setelah pertandingan.
Ajaran Didier Deschamps
Cara bermain Prancis sontak berubah sejak melawan Inggris di babak perempat final yang dimenangkan Les Bleus 2-1.
Melawan Harry Kane dan kawan-kawan sama sekali tidak terlihat pemainan dominan dan sangat ofensif dari formasi 4-2-3-1 kesukaan Deschamps demi memaksimalkan bakat hebat megabintang Kylian Mbappe.
Prancis bermain ekstra hati-hati. Justru sengaja memancing lawan keluar dari sarangnya. Inggris dan Maroko terpancing taktik tersebut dan mereka keok.
Sangat mungkin Didier Deschanps akan menerapkan strategi yang sama melawan Argentina di babak final, Minggu malam 18 Desember 2022 mulai pukul 22.00 WITA.
Prancis akan memberikan kesempatan kepada Lionel Messi dkk menyerang. Pada saat yang tepat mereka berbalik menggempur memanfaatkan transisi pemain yang jitu.

Cara Prancis mengalahkan Maroko bisa terulang. Setelah unggul 1-0 lewat gol bek sayap Theo Hernandez pada menit ke-5, para pemain Prancis pasif menunggu serangan Maroko dengan blok medium.
Gelandang serang sekaliber Antoine Griezmann dan Ousmane Dembele bahkan turun jauh membantu lini pertahanan.
Data statistik pertandingan menunjukkan, penguasaan bola Prancis melawan Maroko turun drastis. Hanya 39 persen.
Gol kedua Prancis pada menit ke-79 dari kaki Randal Kolo Muani hasil serangan balik memanfaatkan kelengahan pemain Maroko yang tak henti menggempur tapi lupa bertahan.
Hakim Ziyech dan kawan-kawan yang menari-menari menyerang malam itu tak sanggup mencetak satu gol pun ke gawang Hugo Lloris. Singa Atlas berhenti mengaum. Kejutan Maroko berakhir.
Beberapa pengamat sepak bola memang mengeritik pilihan taktik Didier. Sebagai tim juara bertahan yang unggul jauh kualitas pemain, cara itu mestinya tidak perlu dipakai.
Akan tetapi Didier Deschamps tetap pada prinsipnya. Tujuan utama adalah kemenangan. Pragmatisme sudah menjadi tuntutan pasar sepak bola modern.