Beredar Video Satpol PP Diduga Keroyok Mahasiswa saat Demo di DPRD Kabupaten Bima, Ini Penjelasannya

Aksi demo mahasiswa di DPRD Kabupaten Bima ini berujung bentrok, antara mahasiswa dan anggota satuan Polisi PP yang menjaga ruang rapat paripurna. 

Penulis: Atina | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
TribunLombok.com/Istimewa. 
Tangkapan layar saat seorang mahasiswa diduga dikeroyok beberapa orang Pol PP satuan berdemonstrasi di kantor DPRD Kabupaten Bima.  

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Kelompok mahasiswa Universitas Mbojo (Umbo) Bima, menggelar aksi demonstrasi di kantor DPRD Kabupaten Bima, Senin (28/11/2022). 

Aksi ini berujung bentrok, antara mahasiswa dan anggota satuan Polisi PP yang menjaga ruang rapat paripurna. 

Dalam video beredar, terlihat beberapa pria berseragam Pol PP mengeroyok seorang mahasiswa yang terjatuh. 

Aksi mahasiswa Umbo mulai ricuh, sekira pukul 12.30 WITA, dipicu tidak adanya satu pun anggota DPRD Kabupaten Bima yang merespon tuntutan. 

Saat pengamanan ketat dilakukan aparat kepolisian pada bagian pagar, beberapa mahasiswa berhasil masuk dan berlari ke dalam gedung dewan. 

Saat itulah, beberapa mahasiswa dihalau masuk oleh anggota Pol PP. 

Baca juga: Wali Kota Mataram Mohan Roliskana Lepas 213 PMI NTB Milik PT Cipta Rezeki Utama Tujuan Malaysia

Namun pada sisi utara pintu menuju ruang paripurna, ada seorang mahasiswa yang terjatuh dan kemudian dikeroyok oleh beberapa pria berseragam Pol PP. 

Bahkan dalam video yang beredar tersebut, terdengar pria yang merekam meminta Pol PP untuk tidak terus memukul mahasiswa tersebut. 

"Mati anak itu dipukul begitu, apa kalian Pol PP ini. Amankan anggotanya dong, jangan pukul orang begitu," kata pria perekam video menggunakan bahasa Bima. 

Beruntung aksi ini segera direlai aparat kepolisian, yang juga mengawal aksi demonstrasi. 

Mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Umbo Bima ini, mendesak DPRD Kabupaten Bima membuat Peraturan Daerah (Perda) standar harga komoditas petani. 

Ketua BEM Umbo Bima, Juraidin dalam orasinya menyampaikan, kondisi para petani di Kota dan Kabupaten Bima, semakin memperhatikan.

Karena harga komoditas pertanian tidak diatur dalam perda, sehingga harga pupuk dan harga obat-obatan pertanian semakin mahal.

Sementara harga hasil panen, sangat rendah dan membuat petani sangat dirugikan. 

Baca juga: Polda NTB Jebloskan Ketua LSM Kasta ke Ruang Tahanan sebagai Tersangka Kasus UU ITE Konten Asusila

Untuk itu, mahasiswa meminta pada DPRD Kota dan Kabupaten Bima agar segera membuat Perda tentang standarisasi harga komoditas pertanian. 

"Sudah bertahun-tahun persolan di Bima ini tentang harga pupuk yang tidak sesuai HET," ujarnya

Selain itu, mahasiswa juga mendesak DPRD Kota dan Kabupaten Bima, segera mengevaluasi kinerja KP3 dan meminta anggota Dewan segera memberikan kejelasan terkait dengan pembangunan infrastruktur jalan. 

Kemudian meminta Kapolres Bima Kota, agar tidak menggunakan gas air mata dan Water Canon saat pengamanan aksi demonstrasi.

Karena jangan sampai, tragedi di malang  terulang di Bima, ratusan rakyat mati akibat gas air mata. 

Diakhir orasinya, Juraidin menantang Ketua DPRD Kabupaten Bima untuk debat terbuka terkait persoalan yang terjadi pada para petani sekarang. 

Sementara itu, Plt Kasat Pol PP Kabupaten Bima, Suhardi yang dikonfirmasi terpisah via ponsel mengatakan, telah mendapatkan video tersebut. 

"Oh video ini, kalau video ini sudah saya dapat laporan dari anggota termasuk kasi saya yang ada di video itu," jawabnya. 

Menurut Suhardi, mahasiswa tersebut terjatuh sendiri. 

Baca juga: Komentar Jaksa Agung ST Burhanuddin Usai Sidak Kantor Kejari Mataram

Sedangkan anggota Pol PP yang terlihat dalam video tersebut, berusaha membantu. 

"Dikira oleh mahasiswa, anggota ingin melakukan kekerasan sehingga terjadi saling dorong dan mahasiswa berusaha memancing agar ribut sama anggota," jelas Suhardi. 

Namun tidak berlangsung lama, karena anggota Pol PP bersama anggota Polri berhasil menarik keluar mahasiswa yang berunjuk rasa. 

Menurut dia, kericuhan bermula dari mahasiswa memaksa masuk ingin mendobrak pintu ruangan sidang dan dihalangi oleh anggota Pol PP. 

Mahasiswa yang jatuh, karena tersandung setelah berlari terlalu kencang. 

Ia menegaskan, tidak ada kaitannya dengan anggota Pol PP apalagi sampai dikatakan dikeroyok, itu tidak benar. 

Suhardi menambahkan, yang memimpin langsung  pengamanan saat aksi adalah, Kasi Pengaman dan Pengawalan, Anwar.

(*) 
 

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved