Berita Bima
Kasus Gigitan Anjing di Bima Tinggi, Stok Vaksin Anti Rabies Minim
Jika tahun lalu hanya 181 kasus, namun sejak Januari hingga Oktober 2022 tercatat sudah mencapai 221 kasus gigitan.
Penulis: Atina | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Kasus gigitan Anjing di Kabupaten Bima, melonjak tinggi pada tahun 2022 ini.
Jika tahun lalu hanya 181 kasus, namun sejak Januari hingga Oktober 2022 tercatat sudah mencapai 221 kasus gigitan.
Mirisnya, stok vaksin anti rabies yang dimiliki Dinas Kesehatan Kabupaten Bima saat ini sangat terbatas.
"Dosis yang ada terbatas," ungkap Kabid P2PL Dikes Kabupaten Bima, Alamsyah saat dikonfirmasi via ponsel.
Baca juga: KLB Rabies di KSB mencapai 109 Kasus, Bupati Musyafirin Gencarkan Penanganan
Jumlah stok yang terbatas ini dipastikan, setelah akumulasi tren kasus gigitan Anjing diduga terpapar rabies meningkat di Kabupaten Bima.
Jika diestimasi, stok yang dimiliki saat ini hanya cukup untuk satu pekan ke depan saja.
"Tapi kami sudah ajukan ke provinsi dan pusat, agar ada penambahan lagi," ujarnya.
Ia berharap, pasokan vaksin segera tiba di Bima agar bisa langsung didistribusikan.
Baca juga: Tekan Kasus Rabies di KSB, Pemda Siapkan Posko Siaga hingga Vaksin di Semua Puskesmas
Ia pun mengimbau pada masyarakat Bima, tidak melepas liar hewan yang digunakan untuk menjaga ladang, agar hewan khususnya anjing, tidak menggigit.
Pada wawancara sebelumnya, Alamsyah mengungkap, tren kasus gigitan anjing ini akan tinggi ketika musim tanam usai.
Pasalnya, anjing-anjing yang digunakan warga petani ladang untuk menjaga tanaman dari hama Babi, dilepas liar setelah panen.
Ia berharap, ada kesadaran kolektif dari pemilik hewan terutama anjing, untuk diberikan vaksin rabies.
Bergabung dengan Grup Telegram TribunLombok.com untuk update informasi terkini: https://t.me/tribunlombok.