Sekeluarga Tewas di Jakarta Barat
Petunjuk Penting untuk Ungkap Kematian Keluarga di Kalideres: Pesan Misterius, Bedak dan Lilin Merah
Lilin merah, kapur barus, bedak bayi, hingga buku berbagai agama jadi petunjuk penting untuk ungkap kematian keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.
Berdasarkan keterangan dari polisi, dua dari empat anggota keluarga saling berkirim pesan via ponsel.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) Hengki Haryadi.
Menurut Hengki, pesan yang dimaksud mengandung kata-kata tentang emosi dan bersifat negatif.
Kendati demikian, susunan kalimat di pesan yang dimaksud cukup tertata.
Bahkan, kata Hengki, ada yang menggunakan bahasa Inggris.
"Kata-katanya sangat rapi, terlihat berpendidikan, ada Bahasa Inggris di sela-sela tulisan tersebut," ujar Hengki seperti dikutip dari Kompas.
Saat ini tim forensik masih mendalami temuan pesan dalam ponsel tersebut.
"Jadi belum dapat disimpulkan, lagi di analisis tim ahli dari psikologi forensik," kata Hengki.
Keberadaan Rudyanto tidak jelas saat istrinya meninggal
Kejanggalan berikutnya ialah, keberadaan Rudyanto tak diketahui saat pegawai koperasi simpan pinjam mendatangi rumah keluarga tersebut yang hendak digadaikan. Hal itu kembali diutarakan Hengki.
Baca juga: Saksi Kasus Kalideres Lihat Dian Beri Minum dan Sisir Rambut Rontok Mayat Sang Ibu: Katanya Tertidur
"Tidak terlihat, hanya Dian dan Margaretha dan Budiyanto," ujar Hengki
Menurut Hengki, pegawai koperasi simpan pinjam mendatangi rumah tersebut pada 13 Mei 2022. Saat itu, salah satu penghuni, yakni Budyanto hendak menggadaikan sertifikat rumah.
Pegawai koperasi tersebut mengaku melihat Dian menangis di dalam kamar bersama ibunya, yakni Margaretha, yang sudah terbujur kaku di kasur.
"Si Dian menangis, dan menganggap bahwa ibunya tetap hidup. Setiap hari dikasih minum susu, dimandikan. Perilaku itu yang sedang kami teliti oleh psikolog forensik," kata Hengki.
Budyanto jual aset yang bukan miliknya