Sekeluarga Tewas di Jakarta Barat
Kejanggalan Kematian Keluarga di Kalideres: Pesan di HP, Penjualan Aset Hingga Keberadaan Rudyanto
Kejanggalan kasus Kalideres, Jakarta Barat ialah polisi menemukan bahwa dua dari keempat anggota keluarga tersebut saling berkirim pesan lewat ponsel.
Semua bermula dari saksi yang hendak melakukan survei rumah.
Menurutnya, salah satu penghuni yang bernama Budiyanto hendak menggadaikan sertifikat rumahnya.
Saksi lantas mengunjungi lokasi rumah tersebut.
Ia bersama pihak mediator mengaku sempat mencium bau tidak sedap.
Sontak, muncul kecurigaan dari keduanya.
Menurut Hengki, pegawai koperasi meminta kepada Budiyanto untuk dipertemukan kepada Margaretha.
Baca juga: Terungkap Fakta Satu keluarga Tewas di Kalideres: Jasad Ibu Disuapi Susu hingga Rambutnya Disisir
Sebab, sertifikat tersebut tercatat atas nama Margaretha.
Saat itu, Dian berdalih bahwa ibunya sedang tertidur sehingga tidak menyalakan lampu.
Pegawai yang curiga pun diam-diam menyalakan senter dari ponselnya dan mendapati Margaretha sudah menjadi mayat.
Dian mengaku masih memberikan ibunya minum berupa susu.
Selain itu, ia juga mengaku masih setia menyisir rambut jenazah ibunya yang mulai rontok.
Ada temuan semangkuk kapur barus di meja makan
Sementara itu, polisi juga mendapati adanya semangkuk kapur barus yang diletakkan di atas meja makan di dalam rumah tersebut.
Kapolsek Kalideres AKP Syafri Wasdar mengatakan, dokter forensik menyebutkan bahwa kapur barus digunakan untuk menyerap bau.
"Kapur barus kan ada ditemukan di TKP (tempat kejadian perkara), dokter mengatakan bahwa kapur barus bisa menyerap bau," kata Syafri di Kalideres dikutip Kompas.com, Sabtu (12/11/2022).