Sirkuit Mandalika
Aspal Sirkuit Mandalika Kini Lebih Awet, Bisa Tahan Hingga 5 Tahun
Sirkuit Mandalika menggunakan campuran aspal baru Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC) dengan Stone Mastic Asphalt (SMA)
Penulis: Wahyu Widiyantoro | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Sirkuit Mandalika kini tinggal fokus menggelar sesering mungkin balapan.
Sebab, aspal barunya yang sudah dijajal para pembalap World Superbike (WSBK) pada 11-13 November 2022 bakal lebih awet.
Lintasan sirkuit dengan panjang 4,31 kilometer ini sudah menggunakan aspal baru campuran Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Stone Mastic Asphalt (SMA) standar Eropa.
Direktur Teknik dan Operasi Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Samsul Purba mengatakan, Sirkuit Mandalika tidak akan diaspal ulang lagi usai WSBK 2022.
"Dari sisi teknis, paling tidak 5 tahun ke depan tidak ada pengaspalan ulang lagi," ucapnya kepada TribunLombok.com.
Baca juga: Pembalap Malaysia Hafizh Syahrin Kagumi Sirkuit Mandalika
Bahkan, aspal baru ini sudah cukup untuk menyambut WSBK Mandalika pada Maret 2023 ataupun MotoGP Mandalika pada Oktober 2023.
Dia memastikan aspal baru dengan agregat dari Lombok Timur dan Lampung yang dinamai "Rinjani" ini bisa bertahan lama.
"Paling kalau ada rusak minor hanya cukup ditambah patch (tambal) saja. Kita buat aspal kita ini lebih awet walaupun tidak sesempurna sebelumnya," ucap Samsul.
Meski demikian, kualitas aspal baru Sirkuit Mandalika ini, kata Samsul, di atas standar Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM) ataupun Dorna Sports.
Samsul Purba menjelaskan hal ihwal Sirkuit Mandalika melakukan pengaspalan ulang pada akhir Oktober 2022 lalu.
Pengaspalan ulang ini dilakukan dengan sedikit modifikasi pada permukaan lintasan.
Aspal jenis SMA yang merupakan salah satu yang paling canggih di dunia memiliki profil permukaan yang lebih terbuka.
"karena kita mengejar grip, daya lekat ban dengan aspal," jelasnya.
Namun, nyatannya aspal SMA yang kerap dipakai di Eropa ini tidak beradaptasi maksimal dengan iklim tropis Mandalika.
"Kita di sini di pinggir laut, curah hujan tinggi, kadar garam juga tinggi. Maka dengan terlalu terbukanya aspal itu jadi tidak baik bagi aspal kita," urai Samsul.