Budaya Nusantara

Mengenal Gendang Beleq, Sejarah Musik Tradisional Suku Sasak Pulau Lombok hingga Filosofinya

Para pemain gendang beleq dikenal dengan sebutan sekhe yang berjumlah 17 orang dengan tambahan 3 awur atau pemain cadangan dan 1 orang penoaq.

Penulis: Lalu M Gitan Prahana | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM/LALU GITAN
Mengenal Gendang Beleq, Sejarah Musik Tradisional Suku Sasak Pulau Lombok hingga Filosofinya - Penyajian Gendang Beleq, Musik Tradisional Khas Suku Sasak Pulau Lombok. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com Lalu M Gitan Prahana

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT - Gendang beleq merupakan kesenian musik tradisional khas suku Sasak.

Gendang beleq sering disuguhkan secara bersama-sama atau berkelompok, dengan menampilkan permainan alat musik gendang sebagai sajian utamanya.

Dulu, gendang beleq dimainkan untuk melepaskan keberangkatan prajurit Kerajaan Sasak menuju medan perang.

Suara tabuhan yang dihasilkan oleh musik  dipercaya merupakan senggeger atau pemberi energi semangat kepada para prajurit pada saat berada di medan perang.

Baca juga: Bakal Meriah, 1.000 Pembalap dan Kru WSBK Mandalika 2022 Akan Disambut Gendang Beleq

Namun, seiring berkembangnya zaman dan sistem monarki atau pemerintahan kerajaan di Lombok telah runtuh, kini Gendang Beleq pun telah mengalami peralihan fungsi.

Transformasi itu terlihat dari kehadiran musik gendang beleq dalam prosesi adat nyongkolan atau sebuah prosesi arak-arakan sepasang pengantin menuju kediaman mempelai wanita.

Bagi masyrakat suku Sasak, nama gendang beleq sendiri diambil dari suara yang dihasilkan oleh alat musik ini saat dimainkan memiliki suara beleq atau yang berarti besar, sehingga diberi nama gendang beleq atau gendang besar.

Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa penamaan gendang beleq juga didapat berdasarkan makna atau maksud dari kata beleq, yaitu besar, agung, mulia, atau luhur. 

Baca juga: Crosser MXGP Sumbawa Disambut Gendang Beleq dan Pakaian Adat Khas NTB

Sebab dulu, musik ini dipercaya merupakan kesenian yang hanya dapat disajikan oleh kalangan kerajaan atau orang-orang besar sehingga diberilah nama gendang beleq.

Selain itu, pendapat lain juga mengatakan bahwa nama gendang beleq ini didapat dari ukuran alat musik ini sendiri yang cukup besar untuk ukuran sebuah gendang pada umumnya, dengan ukuran panjang 1,5 m dan diameter hingga 45 cm.

Para pemain gendang beleq dikenal dengan sebutan sekhe yang berjumlah 17 orang dengan tambahan 3 awur atau pemain cadangan dan 1 orang penoaq atau seorang pemimpin dalam satu kelompok musik gendang beleq. 

Ketujuh belas sekhe tersebut akan memainkan tujuh jenis alat musik, yaitu gendang beleq yang terdiri dari gendang beleq mame dan nine, cemprang atau kenceng, petuq, rinceq, gong, reong, dan suling.

Masyarakat Sasak menganut kepercayaan bahwa para ulama Islam dahulu menggunakan tujuh belas pemain musik tradisional gendang beleq tersebut menyerupai jumlah rakaat salat wajib dalam ajaran agama Islam. 

Jumlah sekhe merupakan simbol dalam menyebarkan dan mengenalkan perintah salat yang direpresentasikan melalui media kesenian musik tradisonal gendang beleq.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved