Tragedi Halloween

Mahasiswi asal Indonesia Ceritakan Detik-detik Mencekam saat Tragedi Halloween di Itaewon Korea

Seorang WNI yang berada di Seoul bernama Patricia Febriola sempat menceritakan detik-detik mencekam tragedi perayaan Halloween tersebut.

Editor: Dion DB Putra
Tangkapan layar YouTube
Kerumuman orang dalam pesta Halloween Itaewon yang berubah menjadi tragedi di Korea Selatan, Sabtu (29/10/2022) malam. 

TRIBUNLOMBOK.COM, SEOUL - Ratusan orang tewas saat festival Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan. Hingga Senin pagi (31/10/2022) ini korban tewas yang dilaporkan sudah mencapai 154 orang.

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesa (PWNI) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Judha Nugraha menyebut dua orang warga negara Indonesia (WNI) mengalami luka ringan akibat tragedi pilu tersebut.

Baca juga: Cerita Kronologi Insiden Halloween Itaewon, Jang Hansol: Berawal dari Laporan Orang Pingsan di Gang

"Berdasarkan koordinasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul dengan otoritas setempat dan rumah sakit, sejauh ini terdapat dua WNI luka ringan akibat insiden perayaaan Halloween di Itaewon. Kedua WNI tersebut saat ini dalam keadaan baik dan telah pulang dari rumah sakit," ujar Judha, Minggu (30/10).

Seorang WNI yang berada di Seoul bernama Patricia Febriola sempat menceritakan detik-detik mencekam tragedi perayaan Halloween tersebut.

Mahasiswi asal Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Seoul tersebut mengatakan dirinya sempat berada di Itaewon.

Ketika peristiwa terjadi, dirinya melihat kondisi sangat kacau (chaos).
"Chaos banget merinding banget ada di situasi seperti ini," ujar Patricia.

Patricia sempat mengikuti perayaan malam Halloween di kawasan Itaewon itu. Ia sempat merekam situasi dan kondisi sebelum peristiwa memilukan terjadi.
Dalam rekaman tersebut terlihat banyak orang yang duduk-duduk dan berfoto-foto ria menggunakan kostum Halloween masing-masing.

"Coba tebak aku pakai kostum apa di Halloween ini," tulis Patricia dalam video Instagram story-nya.

Beruntung saat kejadian berlangsung, ia bisa lolos dari maut karena lokasi rumah berada di dekat kawasan Itaewon.

"Puji Tuhan banget, lokasi rumahku tidak jauh dari Itaewon, jadi aku bisa langsung balik jalan kaki," ujarnya.

Patricia bersama teman-temannya berada di Hollys Coffee, lokasi kerumunan terjadinya tragedi maut perayaan Halloween. Saat itu, kata Patricia, dirinya sempat tergencet namun beruntung ia bisa menyelamatkan diri."Aku bahkan sudah enggak sampai sentuh jalan," ujarnya.

Ia juga mengisahkan banyak kafe dan klub masih menyetel musik dengan volume kencang. Para pemilik tidak mengetahui kejadian di luar.

"Jadi waktu kejadian, banyak klub dan kafe menyetel musik dengan suara kencang di dalam. Mereka tidak mengetahui kejadian di luar," ujarnya.

Kejadian di Itaewon tersebut bermula saat sejumlah orang menggunakan kostum horor. Hingga larut malam jumlah orang yang hadir semakin banyak padahal lokasi sangat sempit.

Diperkirakan saat itu sekitar 100.000 orang berkumpul di Itaewon, kawasan bar dan restoran yang ramai di Seoul, ibukota Korea Selatan.

Saat itu banyak yang mengenakan kostum untuk merayakan Halloween, apalagi setelah ada pelonggaran pembatasan kerumunan pasca pandemi.

Tragedi berawal tatkala sejumlah orang yang jatuh pingsan, kemungkinan akibat kelelahan. Namun, orang-orang yang jagtuh pingsan membuat para pengunjung lainnya panik sehingga situasi mulai berubah kacau sehingga terjadi saling menginjak.

Petugas keamanan pun sampai harus bersusah payah menarik sejumlah orang dari kerumunan lantaran kondisinya sangat penuh. Sebagian besar korban adalah remaja dan orang-orang berusia 20-an.

Salah seorang saksi mata bernama Sung Sehyun mengatakan bahwa gang-gang di Itaewon tampak seperti 'kereta bawah tanah yang macet'.

Karena para pengunjung pesta Halloween itu begitu memadati lokasi itu, sehingga membuat semuanya sulit untuk bergerak. "Saya melihat orang-orang pergi ke sisi kiri, dan saya melihat orang satunya lagi pergi ke sisi yang berlawanan. Jadi, yang di tengah macet, tidak bisa berkomunikasi, tidak bisa bernapas," kata Sung.

Ia pun mengaku beruntung bisa keluar dari kawasan itu dan tidak mati di sana.

"Saya beruntung bisa melewatinya, namun satu jam kemudian, saya mendengar ada orang yang terbunuh, karena terinjak dan orang-orang yang tidak bisa bergerak," tegas Sung.

Dalam rekaman video yang diambil pengunjung melalui ponsel dan diposting di media sosial, tampak para pekerja darurat melakukan CPR (pompa jantung) pada sejumlah korban yang berjatuhan.

Pihak berwenang mengatakan, kebanyakan dari korban tewas adalah berusia 20-an dan 30-an tahun.

Sembilan puluh tujuh korban tewas adalah perempuan. Yang tewas juga termasuk 19 warga asing antara lain warga negara Iran, China, Norwegia, Australia, Thailand dan Uzbekistan.

3.580 Hilang

Pihak berwenang Korea Selatan (Korsel) telah menerima setidaknya 3.580 laporan orang hilang pada Sabtu (29/10/2022) pukul 23.00 waktu setempat.

Laporan ini menyusul tragedi mematikan yang terjadi pada perayaan pesta Halloween di Itaewon, Seoul yang menewaskan sedikitnya 151 orang.

Pemerintah Metropolitan Kota Seoul mengatakan telah menyiapkan ruang situasi darurat terkait insiden tersebut di pusat komunitas terdekat. Selain itu juga akan menerima laporan melalui kunjungan dan panggilan telepon.

Sementara itu Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Australia melaporkan banyak warga negaranya yang menjadi korban festival Halloween Itaewon tersebut.

“Pejabat konsulat dari Kementerian Luar Negeri (Australia) atau DFAT telah menyediakan fasilitas untuk keluarga korban di Australia,” demikian pernyataan tertulis dari DFAT.

Selain itu, Kedubes Australia di Seoul juga mengonfirmasi bahwa ada beberapa warga Australia lainnya yang ikut dalam festival tersebut.

“Pemerintah Australia mengucapkan turut berduka cita kepada keluarga dan lainnya yang mengalami insiden tragis ini. Kami meminta privasi keluarga untuk dihormati selama suasana yang sulit ini. Untuk menghormati privasi tersebut, kita tidak akan menyampaikan pernyataan lebih jauh,” demikian pernyataan tertulis dari Pemerintah Australia.

Sementara, empat korban tewas dan dua korban luka juga ada yang berasal dari Tiongkok. Hal ini juga telah dikonfirmasi oleh media nasional Tiongkok Xinhua setelah Kedubes Tiongkok di Seoul menghubungi pihak Korea Selatan setelah insiden tersebut terjadi.

Selain itu, Kedubes Tiongkok juga memonitor sosial media untuk memantau apakah ada warga Tiongkok yang membutuhkan bantuan.

Pemerintah Korea Selatan mengumumkan masa berkabung nasional buntut dari tragedi Itaewon dari 30 Oktober-5 November 2022.

Perdana Menteri Korea Selatan, Han Duk Soo menginstruksikan seluruh lembaga publik dan kantor diplomatik agar mengibarkan bendera setengah tiang. Selain itu, seluruh acara yang dinilai tidak mendesak juga ditunda.

Han menambahkan, seluruh pelayanan publik serta pegawai institusi publik wajib mengenakan pita sebagai ungkapan duka cita selama masa berkabung dilakukan.(tribun network/cnn/fit/yoh/wly)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved