Kekerasan Dalam Rumah Tangga Berdampak Besar Terhadap Anak

Menurut Rias Pratiwi Safitri, kekerasan dalam rumah tangga berdampak bagi anak secara fisik misalnya tidak mau makan, gelisah, berat badan turun.

Penulis: Setyowati Indah Sugianto | Editor: Dion DB Putra
ISTIMEWA/DOK PRIBADI
Rias Pratiwi Safitri. Menurut Safitri, kekerasan dalam rumah tangga berdampak bagi anak secara fisik misalnya tidak mau makan, sering gelisah dan lainnya. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Setyowati Indah Sugianto

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) menimbulkan kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan penelantaran rumah tangga.

KDRT pun berdampak besar terhadap tumbuh kembang seorang anak. Demikian pandangan psikolog klinis yang mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan atau Stikes YARSI Mataram, Rias Pratiwi Safitri.

Baca juga: Perempuan Harus Berani Lapor KDRT dan Pelecehan, Tenang Ada Bantuan Hukum

"Orang yang melakukan KDRT itu tidak mungkin hanya sekali. Penyebabnya orang melakukan KDRT bisa jadi karena dari kecil sudah sering melihat hal seperti itu dari orang tuanya atau orang terdekat," kata Safitri, Rabu (5/10/2022).

"Selain itu, waktu kecil sering tertekan atau tidak memberikan kebebasan untuk berbicara oleh orang tuanya," lanjutnya

Safitri mengatakan, KDRT berdampak besar terhadap seorang anak. "Anak sering melihat KDRT kemungkinan besar bisa jadi menjadi pelaku saat besar nanti atau seorang pelaku KDRT," katanya.

Menurut Rias Pratiwi Safitri, kekerasan dalam rumah tangga berdampak bagi anak secara fisik misalnya tidak mau makan, sering gelisah, berat badan turun, dan kesulitan tidur.

Kemudian ada faktor lain bisa dilihat. Jika a anak sering melihat KDRT, maka secara tidak langsung masuk bawah alam sadarnya dan akhirnya ia mempraktikkan di sekolah entah itu temannya atau orang berada di sekitarnya.

Jika tidak mau mengikuti keinginannya maka pelaku akan marah tidak segan untuk melawannya.

Rata-rata anak menjadi korban KDRT biasanya di sekolah jadi seorang pembully atau pelaku, karena saat di rumah tidak bisa melawan maka saat berada di luar rumah dia mengekspresikannya.

Adapun solusi untuk mencegah serta menangani tindak kekerasan dalam rumah tangan antara lain sebagai berikut.

Jalin komunikasi yang baik

Suami istri harus menjalin komunikasi yang baik. Bekal kesabaran dan komunikasi yang baik di antara keduanya bisa menyelesaikan masalah atau menjelaskan suatu hal.

Orangtua patut memberi contoh bagi seorang anak. Peran orang tua adalah mendukung pendapat anak dengan menghargai dan saling menghormati.

Jika anak berbuat kesalahan orang tua berhak melarang dengan memberi saran dan penjelasan untuk anak.

Membantu anak hadapi risiko dan tantangan

Orangtua mengajarkan anak berpikir kritis, bertindak asertif, berani menolak dan mengeluarkan pendapat, memecahkan masalah dengan kooperatif sehingga dapat melindungi dirinya sendiri.

Sikap dan norma sosial

Berilah pengetahuan dan edukasi cara merespons ketika melihat dan mengalami tindakan kekerasan baik psikis ataupun fisik dan mengubah pola pikir orang tua dan masyarakat tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

Rehabilitasi

Secara sosial dan psikologis rehabilitasi adalah tindakan yang cukup baik dalam menangani kasus yang mengarah pada psikis karena mampu memberikan dukungan pada remaja yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga.

Adanya proses rehabilitasi ini dapat melibatkan sistem yaitu lembaga pelayanan sosial, pekerja sosial profesional, psikolog, psikiater. (*)

 

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved