AMMAN Perkuat Kemitraan Multi Pihak Guna Membantu Mengatasi Stunting
PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) ambil bagian dalam kemitraan multi pihak untuk mempercepat penurunan prevalensi stunting di Indonesia.
TRIBUNLOMBOK.COM - PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) ambil bagian dalam kemitraan multi pihak untuk mempercepat penurunan prevalensi stunting di Indonesia.
Kemitraan antara empat pihak swasta bersama United States Agency for International Development atau USAID ini berada di bawah koordinasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai koordinator program stunting.
Penguatan kemitraan tersebut dilaksanakan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU).
MoU ditekan oleh Mission Director USAID serta perwakilan pimpinan empat pihak swasta, disaksikan Kepala BKKBN Dr (HC) dr Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) di Auditorium BKKBN, Jumat (23/9/2024).
Melalui MoU ini, seluruh pihak akan membantu pemerintah Indonesia membangun kapasitas kelembagaan dan tata kelola mengatasi stunting.
Baca juga: Lulusan Program Pelatihan Hospitality AMMAN Langsung Dapat Tawaran Kerja di KSB
Penanganan stunting dilakukan dengan menerapkan intervensi gizi berbasis bukti dan memperkuat layanan gizi.
Upaya ini dilakukan melalui sistem kesehatan dari tingkat nasional hingga lokal.
Intervensi ini betul-betul menjangkau keluarga di tingkat masyarakat demi mempertajam dan mempercepat segala upaya pengurangan stunting.
Berbagai kegiatan yang nantinya akan dilaksanakan, antara lain: peningkatan pengetahuan dan keterampilan remaja, calon pengantin, ibu hamil, dan orang tua dari anak di bawah umur dua tahun.
Mereka akan diberi pengetahuan mengenai pencegahan stunting, dan meningkatkan kapasitas kelembagaan.
Serta tata kelola kerja sama di antara berbagai pemangku kepentingan.
Baca juga: AMMAN Turut Bersinergi Dalam Program Beasiswa Universitas Cordova Sumbawa Barat
AMMAN turut mendukung upaya mengatasi stunting untuk membangun masa depan Indonesia dengan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, produktif, dan berdaya saing.
Head of Social Impact AMMAN Priyo Pramono menyatakan, kemitraan ini selaras dengan visi AMMAN untuk menciptakan warisan terbaik.
Tidak hanya dalam aspek operasional, melainkan juga dampak positif bagi masyarakat Indonesia.
“Kemitraan yang dijalin dengan penandatanganan MoU ini merupakan upaya proaktif AMMAN untuk memperluas dampak sosialnya dengan berkolaborasi dengan organisasi dan institusi dengan visi yang serupa," katanya.
AMMAN merupakan perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia yang mengoperasikan tambang Batu Hijau di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).
"AMMAN juga sebelumnya telah menginisiasi program pencegahan stunting di KSB bekerja sama dengan pemerintah daerah menurunkan persentase prevalensi stunting secara signifikan dalam periode waktu tiga tahun,” kata Priyo.
Dalam sambutannya Kepala BKKBN Dr (HC) dr Hasto Wardoyo, Sp. OG. (K) mengatakan, masalah kesehatan erat kaitannya dengan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Dalam hal ini indikator terdekatnya adalah stunting.
Hal tersebut juga kerap disampaikan Presiden Joko Widodo dalam setiap kesempatan, bahwa kita semua harus bekerjasama untuk menciptakan generasi unggul untuk Indonesia maju.
"Stunting sangat berpengaruh terhadap kualitas kesehatan dan kualitas pendidikan karena dampak dari stunting adalah kemampuan intelektual yang di bawah standar," katanya.
Hal tersebut akan menjadi masalah besar ketika Indonesia tengah menikmati manisnya bonus demografi, namun di sisi lain prevalensi stunting masih diangka 24.4 persen.
Pihaknya mengucapkan terima kasih kepada pihak swasta yang membantu BKKBN meningkatkan kualitas SDM dari hulu hingga hilir.
Diantaranya intervensi prevalensi stunting dan meningkatkan kualitas pendidikan dan pengetahuan kepada anak-anak Indonesia.
Mission Director USAID Jeffery P. Cohen menyambut baik bergabungnya para mitra BKKBN dalam percepatan penurunan stunting.
Menurutnya, program stunting tidak akan bisa berjalan jika hanya dilakukan oleh satu pihak saja.
Melalui sinergi dan bantuan dari pihak swasta, maka program percepatan penurunan stunting bisa mencapai target 14 % pada 2024 mendatang.
"Saya berharap dapat memperluas kemitraan. Saya tidak sabar Indonesia menuju kemandirian. Kami menghormati mitra sektor swasta tidak hanya bisnis tapi perubahan sosial bagi masyarakat,” ujar Jeffery.
Menurut definisi dari World Health Organization (WHO), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak sebagai akibat dari dari gizi buruk, infeksi berulang, serta stimulasi psikososial yang tidak memadai.
Tingginya angka stunting menjadi permasalahan mendasar yang membutuhkan perhatian.
Dimana hal ini dapat berpengaruh terhadap kualitas generasi produktif di masa mendatang.
Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SGSI) 2021, tingkat prevalensi stunting telah menunjukkan penurunan dari 27,7 % menjadi 24,4 % .
Walaupun demikian, pemerintah Indonesia menargetkan angka prevalensi stunting dapat diturunkan hingga 14 % di tahun 2024.
Karenanya, pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 72 mengenai Percepatan Penurunan Stunting sebagai dasar hukum yang diperlukan dalam berbagai upaya terkait.
(Advetorial)