Yayasan Rumah Senja NTB dan FEB UI Luncurkan Program Kelurahan Ramah Lansia di Mataram
program Ramah Lansia ini sebagai bentuk pemberdayaan dan pemenuhan hak-hak Lansia di Kota Mataram
“Saya berharap program ini nantinya ada di semua kelurahan. Supaya ada pemerataan akses terhadap kualitas hidup para Lansia,” ujarnya.
Di Kota Mataram, sasaran langsung Lansia yang dibina Yayasan Rumah Senja baru sebanyak 20 orang.
Sedangkan penerima manfaat se NTB, baik sasaran langsung maupun tidak langsung, jumlahnya sudah hampir 1.000 lebih.
Menurutnya, karena faktor karakter yang berbeda pada Lansia perkotaan, maka dalam membuat inovasi ada tiga aspek yang harus diperhatikan.
Yakni, Enabling Environmnet (penguat), Demand Creation (upaya), dan Faciility Environmnet (pengadaan). Dari sisi Enabling Environment, Program Ramah Lansia mendapat dukungan dari Pemkot Mataram, Khususnya Kecamatan Selaparang dengan Selaparang Inklusinya.
Sedangkan dari aspek Demand Creation, diwujudkan dengan cara membentuk kelompok Lansia pengolah sampah organik dan ada citizen scientist pendamping Lansia.
Kemudian aspek Faciility Environment dilakukan melalui pemberian tong komposter.
”Ini yang sedang kita jalankan skemanya di Kota Mataram yang diujicobakan. Kalau ini berhasil, kita duplikasi ke tempat yang lain,” jelasnya. Sebelumnya,
Yayasan Rumah Senja telah memenangkan penghargaan AMPL Awards (Air Minum dan Penyehatan Lingkungan) dari Kementerian PPN/Bappenas pada tahun 2022.
Karena itu, sekarang Lansia Penggerak ini diarahkahkan untuk pengolahan sampah rumah tangga.
Tidak hanya memilah, melainkan juga untuk diolah menjadi pupuk cair.
“Tujuan utamanya sebenarnya supaya lingkungan sehat. Kalau aspek ekonomi itu bonus,” tandas Romy.
(*)