Wisata Lombok
Wisata Lombok, Uniknya Rumah Adat Limbungan di Lombok Timur
Rumah Adat Limbungan di Lombok Timur merupakan salah satu objek wisata yang menarik untuk dikunjungi saat jalan-jalan menikmati wisata Lombok, di NTB.
TRIBUNLOMBOK.COM - Destinasi wisata Lombok tidak melulu soal pantai dan air terjun.
Kekayaan seni dan budaya masyarakat lokal juga menjadi objek wisata Lombok yang menarik.
Seperti rumah-rumah tradisional yang unik dan menarik perhatian wisatawan saat jalan-jalan menikmati wisata Lombok.
Beberapa kampung di Lombok hingga kini masih mempertahankan bentuk asli kampung tradisional masyarakat Suku Sasak.
Diantaranya Dusun Sade dan Dusun Ende di Lombok Tengah. Juga di Bayan Lombok Utara.
Kemudian di wilayah Lombok Timur ada Rumah Adat Limbungan.
Baca juga: Rumah Adat Limbungan, Kampung Tradisional Lombok yang Belum Banyak Diketahui
Rumah Adat Limbungan merupakan salah satu bentuk kearifan lokal masyarakat Suku Sasak yang masih dipertahankan.
Rumah Adat Limbungan juga menujukkan kultur dan ciri khas masyarakat Suku Sasak di Lombok.
Rumah Adat Limbungan ini berada di daerah perbukitan Desa Perigi, Kecamatan Suela, Lombok Timur, Provinsi NTB.
Rumah Adat Limbungan merupakan salah satu dari empat rumah adat di Pulau Lombok, yaitu rumah adat Dusun Sade (Lombok Tengah), Sembalun (Lombok Timur), Bayan (Lombok Utara), dan Dusun Limbungan (Lombok Timur).
Semua rumah adat yang ada di Suku Sasak sekilas sama. Namun memiliki beberapa perbedaan, mulai dari cara pembuatan dan ritual untuk merawatnya.
Rumah Adat Limbungan di Desa Perigi konon menjadi rumah adat yang tertua, baru kemudian rumah adat yang lainnya.
Sehingga Mangku (Tetua Adat) mengatakan, bahwasanya rumah adat yang ada di Suku Sasak ini memiliki keterkaitan. Namun belum diketahui bagaimana sejarah pastinya.
Rumah Adat Limbungan dibuat secara gontong royong oleh penduduk sekitar.
Sehingga dari bahan dan bentuk sama semuanya.
Baca juga: Wisata Lombok, Filosofi di Balik Nikmatnya Sate Bulayak di Lombok Barat
Penempatannya pula berdekatan, ini memiliki makna kerukunan dan kebersamaan.
Hal ini menunjukkan bahwasanya penduduknya memiliki kesetaraan yang sama.
Itu terbukti dari dekatnya masing-masing rumah yang dibuat.
Dapat dilihat pula dari pekerjaan mereka yang rata-rata bertani dan berternak.
Bahkan dari segi penampilan memiliki keserupaan.
Pondasi yang di buat dari batu dan tanah. Lantainya dengan campuran tanah, kotoran sapi dan getah kayu.
Kerangka bangunannya dengan kayu hutan, pagar dari anyaman bambu.
Atapnya dengan alang-alang kering yang diikat dengan tali bambu.
Pintunya terdiri dari dua pintu, satu dibagian luar.
Sedangkan pintu lainnya di bagian dalam rumah.
Untuk diketahui, ruangan bagian dalam lebih tinggi dari yang luar.
Uniknya Rumah Adat Limbungan, pintunya dibuat seperti gerbang, yang dibuka dengan cara digeser, dengan tinggi kurang dari 1 meter.
Sehingga siapa saja yang masuk ke dalam rumah harus menundukkan kepala.
Hal itu menunjukkan bahwa siapa pun yang akan bertamu harus menunduk menghormati yang punya rumah.
Pada bagian atap, terdapat seperti dua buah tanduk.
Diibaratkan sebagai seorang istri yang harus tunduk kepada suaminya.
Rumah adat ini tidak memiliki jendela, karena dinginnya perbukitan ini.
Posisinya di perbukitan menyebabkan siapa saja yang ingin menginap, harus menggunakan jaket.
Bahkan di waktu siang, di dalam rumah adat limbungan hawanya dingin.
Karena lantainya dibuat dari tanah menjadikannya lebih dingin.
Rumah Adat Limbungan ini masih terjaga dengan baik meski sangat sederhana.
Seharusnya Rumah Adat Limbungan menjadi salah satu tempat wisata yang menarik.
Rumah Adat Limbungan bisa menjadi salah satu daya tarik objek wisata Lombok Timur.
Karena dari sekian peninggalan budaya terdahulu, rumah adat masih berdiri tegak dengan perekembangan masa.
Sudah seharusnya Rumah Adat Limbungan dijaga dan dilestarikan keberadaannya.
Rute ke Rumah Adat Limbungan

Berikut rute menuju Rumah Adat Limbungan.
Jika datang dari Kota Mataram, tribunners bisa melalui jalan raya Mataram-Lombok Timur.
Kemudian melaju menuju Lombok Barat - Lombok Tengah - Lombok Timur mengikuti jalan provinsi.
Ketika sampai di persimpangan Aik Mel, belok kanan, setelah itu melewati Kecamatan Wanasaba.
Setelah sampai di Kecamatan Peringgabaya dan sampai di bagian Peringgabaya Utara, ada gapura bertuliskan selamat datang di Desa Perigi, Kecamatan Suela.
Setelah masuk kemudian ikuti jalan Budaya Limbungan dan akan sampai pada Dusun Adat Limbungan Barat dan Timur Desa Perigi.
Perjalanan dari Kota Mataram sampai Dusun Adat Limbungan sekitar 72 kilometer.
Perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam 18 menit menggunakan roda empat. Jika menggunakan angkutan umum ongkosnya Rp 50 ribu.
Jika menggunakan roda dua waktu tempuhnya 2 jam 4 menit mengamhabiskan 1,5 liter bensin.
(*)
Tulisan ini merupakan karya Ruhul Qudus, mahasiswa IAIH NW Lombok Timur.