Politik

Kader NWDI di Tubuh Demokrat, Mahally Fikri: Jangan Ragukan Loyalitas Saya

Politisi senior Partai Demokrat NTB Mahally Fikri menegaskan dirinya tetap di Demokrat dan punya loyalitas terhadap partai yang membesarkan namanya.

Penulis: Lalu Helmi | Editor: Sirtupillaili
TribunLombok.com/Sirtupillaili
Politisi serior Partai Demokrat NTB H Mahally Fikri 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Politisi senior Partai Demokrat NTB TGH Mahally Fikri memberikan komentar perihal hubungan dirinya dengan partai yang telah membesarkan namanya itu.

Ia menegaskan, loyalitas dirinya, TGH Mahally Fikri, kepada partai berlambang mercy itu tidak perlu diragukan.

Pernyataan tersebut TGH Mahally Fikri lontarkan menanggapi gonjang-ganjing yang menyebut dirinya akan mengikuti Tuan Guru Bajang (TGB) HM Zainul Majdi ke Partai Perindo.

"Apa alasan saya untuk tidak loyal kepada Demokrat? Banyak hal yang sudah saya dapatkan di Demokrat, lima tahun saya jadi pimpinan DPRD, itu bukan hal yang sederhana. Siapa sih saya yang tidak mau berbalas budi kepada Demokrat? Jadi itu orang tidak memahami saya kalau dia menduga-duga, saya tetap berikan yang terbaik," katanya, saat ditemui di kantor DPRD NTB pada Selasa, (13/9/2022).

Mantan ketua DPD Demokrat NTB itu mengaku tak akan melupakan jasa Partai Demokrat kepada dirinya.

Baca juga: IJU Tak Akan Halangi Jika Bupati Sukiman Keluar dari Partai Demokrat

Kenyataan itulah yang masih Mahally Fikri pegang teguh hingga kini.

"Orang-orang berjasa harus kita ingat, Pak SBY pernah berbuat baik, Pak TGB pernah berbuat baik, maka saya harus mengelola hidup saya, jangan sampai saya merugikan mereka," ujarnya.

Menurutnya, ketika orang mengatakan dirinya akan meninggalkan Demokrat, dia sudah membuktikan itu tidak benar.

"Sampai saat ini saya masih di Demokrat. Ada cara kita, jangan merugikan dan menyakiti orang, tapi tentu kita juga jangan menyakiti diri sendiri," kata Ketua Pengurus Wilayah NWDI NTB ini.

Lebih jauh, dalam konteks partai politik, Mahally mengatakan, pimpinan punya kewajiban menghadirkan rasa nyaman buat seluruh kader.

Rasa nyaman tersebut nantinya akan membentuk loyalitas kader kepada partai.

"Makanya kalau kita mau jadi pengurus, buat semua orang nyaman supaya orang itu tetap pada komitmen. Kalau saya jangan diragukan," pungkasnya.

Maju Pilkada Lombok Barat?

KADER: H Mahally Fikri (paling kiri) bergenggaman tangan dengan Ketum Partai Demokrat AHY, saat kunjungan ke Lombok, beberapa waktu lalu. Saat itu, Mahally menjabat sebagai ketua DPD Partai Demokrat NTB.
KADER: H Mahally Fikri (paling kiri) bergenggaman tangan dengan Ketum Partai Demokrat AHY, saat kunjungan ke Lombok, beberapa waktu lalu. Saat itu, Mahally menjabat sebagai ketua DPD Partai Demokrat NTB. (Dok. Mahally)

Terkait keinginannya maju di Pilkada Lombok Barat 2024, Mahally Fikri mengaku akan segera menyampaikannya ke DPP Partai Demokrat.

Sementara itu, Mahally mengaku hingga sejauh ini dirinya memang belum ada komunikasi dengan DPD Demokrat NTB.

"Belum saya sampikan (maju Pilkada). IJU juga belum pernah ngundang saya untuk rapat atau diskusi pencalegan seperti apa, mungkin mau rapim dulu," jelasnya.

Mahally menjelaskan secara khusus dirinya mengaku belum pernah diundang dalam kegiatan partai.

Jika partai membutuhkan kehadiran dirinya, Mahally mengaku siap hadir.

"Ndak pernah saya diundang, kalau diundang saya datang. Kecuali ada uzur. Saya sudah sampaikan, kita itu orang pesantren siap dipimpin dan siap memimpin," ujar Ketua Komisi III DPRD NTB itu.

Dalam berdemokrasi dan berorganisasi seseorang harus punya loyalitas.

Serya wajib mrmberikan yang terbaik.

Mahally juga turut memberikan pandangan perihal kemungkinan hilangnya kursi Partai Demokrat di DPRD NTB dapil Lombok Barat-Lombok Utara setelah dirinya tak maju lagi.

Menurut Mahally, Partai Demokrat di dapil Lobar-KLU tak kekurangan kader hebat dan potensial.

Demokrat di wilayah Lombok Barat - Lombok Utara cukup kuat.

Jika ketua Demokrat NTB yang maju akan bagus. Tinggal dia menggerakkan anak-anak muda. Sebab anak muda adalah kekuatan.

"Tinggal dia gerakkan anak-anak muda itu untuk nyalon, 4 perempuan 4 laki-laki yang suaranya di atas 2.000 per orang, pasti dapat itu," pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved