Berita Sumbawa

PKM-PI UTS Sukses Membuat Mesin Pengering Kerupuk Sistem Arduino Berbahan Bakar LPG

Mesin Pengering Kerupuk Sistem Arduino ATMEGA328 mampu mengefisienkan waktu pengeringan hiingga 2-3 jam

Penulis: Galan Rezki Waskita | Editor: Wahyu Widiyantoro
Dok. UTS
Tim PKM-PI Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) menunjukkan Mesin Pengering Kerupuk Sistem Arduino ATMEGA328. Mesin Pengering Kerupuk Sistem Arduino ATMEGA328 mampu mengefisienkan waktu pengeringan hiingga 2-3 jam. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Galan Rezki Waskita

TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA - Tim PKM-PI Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) menyerahkan mesin pengering otomatis kepada Patia, Pengusaha Kerupuk di Kelurahan Olat Rarang, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa.

Mesin Pengering Kerupuk Sistem Arduino ATMEGA328 ini merupakan hasil inovasi PKM-PI UTS yang telah dinyatakan lolos pada program pendanaan PKM oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti).

Tim ini terdiri dari Amriadi Prodi Teknik Mesin (Ketua tim), Irfan Maulana Teknik Mesin, Arjuna Satriawansyah dari Prodi Teknik Elektro, dan Fitra Ridandy dari Prodi Teknik Mesin.

Baca juga: Dua Mahasiswa UTS Siap Berkompetisi dalam ONMIPA Tingkat Nasional 2022

Mereka dibimbing langsung oleh Mietra Anggara.

"Mesin Pengering Kerupuk Sistem Arduino ATMEGA328 ini memang diniatkan untuk membantu terutama efisiensi waktu pengeringan kerupuk," kata Mietra Anggara, Minggu, (11/9/2022).

Alat ini memiliki keunggulan dalam memudahkan proses produksi kerupuk.

"Sistem kerja dari alat pengering kerupuk ini bisa memonitoring suhu panas dalam ruang pengering kerupuk dan memberi jarak waktu pengeringan," sambungnya.

Baca juga: Dosen UTS Lolos Program Hibah Pendanaan Ekspedisi dan Eksplorasi dari BRIN

Kapasitas rak mesin ini bisa mencapai 10 kilogram adonan kerupuk yang akan dikeringkan.

Sementara itu, Patia mengakui merasakan dampak dari mesin pengering ini.

Ia mampu memproduksi 2 kali lipat dari jumlah produksi biasanya.

Pasalnya, mesin ini mampu mengefisienkan waktu pengeringan hiingga 2-3 jam.

Baca juga: Mahasiswa UTS Ciptakan Teknologi Smart Farming berbasis IoT

Mesin ini menggunakan gas LPG sebagai sumber panas dan dapat mengefesiensikan waktu pengeringan.

Buah karya PKM-PI UTS ini juga membantu Patia dalam menghemat pengeluaran produksi.

Pasalnya dalam penjemuran manual sebelumnya, Patia memerlukan jasa bantuan pengeringan dari orang lain.

"Kami berharap bukan hanya Ibu Patia yang dapat memanfaatkan teknologi ini, tetapi akan ada Patia lainnya," kata Chairul Hudaya, Rektor UTS seraya memberikan apresiasi pada Tim PKM-PI UTS.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved