Sebulan Dilanda Kekeringan, Warga Mujur Geram Pamsimas Tak Bisa Dimanfaatkan

Warga Dusun Mujur di Kabupaten Lombik Timur mempertanyakan keberadaan enyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) karena mereka

TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA
Masyarakat di Dusun Mujur terlihat lalu lalang mengangkut air bersih menggunakan ember, Selasa (30/8/2022). 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM,LOMBOK TIMUR - Keberadaan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Dusun Mujur, Desa Lando, Kecamatan Terare, Lombok Timur mulai dikeluhkan masyarakat.

Meski baru satu bulan diresmikan Bupati Lombok Timur HM Sukiman Azmy, proyek itu kini tidak bisa digunakan oleh masyarakat Dusun Mujur, Desa Lando Kecamatan Terare, Lombok Timur.

Bahkan warga mengaku tidak menikmati air dari Pamsimas selama satu bulan lamanya.

Hal ini di sampaikan Sapriadi, salah seorang tokoh masyarakat dari Dusun Mujur kepada TribunLombok.com, Selasa (30/8/2022).

"Kami di dusun Mujur ini sudah 1 bulan tidak merasakan manfaat dari Pamsimas ini, bahkan air yang kami akan gunakan salat pun di masjid tidak ada sama sekali," ucapnya.

Baca juga: Sejumlah Desa di Lombok Barat Alami Kekeringan, Polres Lombok Barat Salurkan Bantuan Air Bersih

Lebih lanjut, Sapriadi mengatakan, yang diinginkan masyarakat saat ini sumur bor tersebut bisa digunakan, khusunya untuk memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat.

Tapi karena ketidaktahuan masyarakat terhadap Pamsimas, dia merasa banyak pihak seolah-olah mempermainkan warga terkait pengairannya.

"Masyarakatnya di sini banyak yang tidak paham dengan Pamsimas, sehingga pengurus ini merasa mempunyai wewenang sepenuhnya," katanya.

Warga saat ini hanya menginginkan air tersebut cepat mengalir sehingga mereka mendapatkan pasokan air bersih.

"Terlepas dari apapun kekurangan dan kelebihan, permasalahannya adalah kita sudah bermusyawarah, namun ternyata selama satu bulan masyarakat itu tidak mendapatkan aliran air dari Pamsimas ini," katanya.

Kondisi ini membuat masyarakat harus mengambil air pakai jerigen ke dusun lain, padahal sumur bor sudah ada dan debit air yang dimilikinya pun ada.

Terkait permasalahan yang dihadapi masyarakat ini, Supriadi telah melaporkannya ke pihak kepala desa, namun pihak desa seolah-olah lepas tangan dengan jawaban yang berbelit.

"Sudah dilaporkan ke desa jawabannya ya, oh ntar dah saya suruh, tapi kita nggak tau dia suruh petugas yang sudah di berikan SK atau siapa," sebutnya.

Hal ini lantas membuat masyarakat bertanya-tanya, karena sampai satu bulan masyarakat di Dusun Mujur belum menikmati manfaat Pamsimas ini.

"Padahal pak bupati membangun pamsimas ini untuk kepentingan masyarakat," ujarnya.

Sebelum diberhentikan, petugas Pamsimas datang untuk menawarkan pergantian kilometer.

Sementara masyarakat baru membeli kilometer baru, saat masyarakat berlangganan di PDAM.

"Awalnya ini kita disuruh beli kilometer baru, padahal sebelumnya kita beli kilometer masih utuh, ada yang punya dua bahkan ada yang punya tiga," katanya.

"Dan mengenai kilometer itu nggak ada masalahnya. Dari pihak Pamsimas tidak mengerti masalah kilometer ini. Karena ini kilometer baru dia bilang rusak itu kan mereka mengada-ada," tegasnya.

Ia menyayangkan sikap petugas Pamsimas pada saat pemutusan tidak dikonfirmasi terlebih dulu.

Ia pun berharap ke depan apa yang menjadi fungsi dari Pamsimas ini sesuai target yakni untuk masyarakat.

Desa Terkendala Dana

Terpisah Kepala Desa Lando H Zainal Hamdi saat di hubungi TribunLombok.com mengatakan, Pamsimas di Desa Lando khususnya Dusun Mujur sangat luar biasa.

Karena memang di wilayah Mujur sebelumnya tak pernah menikmati layanan air bersih.

"Memang yang terkendala sekarang adalah mengenai kilometernya, karena bagaimana pun kalau dari sisi air itu gratis. Tapi untuk menaikkan ini butuh biaya, dimana itu yang harus menjadi perhatian bagi masyarakat," tuturnya.

Lebih jauh dia menerangkan adanya Pamsimas juga butuh yang namanya biaya pemeliharaan.

"Pamsimas ini kan juga butuh listrik, butuh biaya perawatan dan sebagainya, jadi kami berharap masyarakat memperhatikan itu, sehingga masyarakat bisa menikmatinya secara berkelanjutan nantinya," katanya.

Prihal diairi atau tidaknya, menurutnya itu sudah ditangani tim teknisi.

"Secara umum sudah bisa dinikmati, jadi sistemnya pengairan secara merata, karena dari pemetaan kita, setiap dusun butuh teknisi, dimana ini berkaitan juga mengenai sistim pembagiannya," imbuhnya.

"Sistem pembagiannya itu pun per jam, dan itu butuh proses, karena air ini memang tidak bisa dinikmati seluruhnya dalam satu waktu bersamaan," lanjutnya.

Karenanya, permasalahan yang dihadapi masyarakat dusun Mujur akan ditindak lanjuti.

Hanya saja pihaknya mengakui dalam kondisi sekarang desa terkendala keuangan yan belum optimal.

"Masyarakat harus siap menerima, karena kalau kita lihat walaupun airnya mencukupi tapi kalau tidak diatur pembagiannya tetap tidak akan bisa dinikmati dengan maksimal oleh warga," pungkasnya.

Penjelasan Pamsimas 

Petugas Pamsimas Dahram mengakui, pergantian kilometer itu penting dilakukan supaya pengurus yang ada bisa lebih leluasa melakukan tugasnya.

Sehingga dengan harapan mesin Pamsimas ini tidak mati.

"Jadi kalau kita nggak ganti kilometernya berarti pagi kita hidupkan sore sudah mati. Karena masyarakat itu buang-buang air, kalau tidak memakai kilometer yang kami sarankan," jelasnya.

Itu sebabnya lanjut Dahram, ada inisiatif pihak petugas untuk mengganti kilometer yang lama dengan yang baru, supaya air aliran Pamsimas ini betul-betul bermanfaat.

"Kita tekankan untuk penggantian kilometer ini, agar alirannya sesuai, dimana ya memang airnya untuk kita di sini bukan untuk tanaman, bukan untuk yang lainnya, airnya ini kan yang membutuhkan itu manusia khususnya di dusun Mujur ini," katanya.

"Itu sebabnya kita mau ganti kilometernya, tapi masyarakat saya di sini itu masih belum menerima, artinya belum punya uang, belum punya itu belum punya ini, dia belum menerima," sambungnya.

Masalah kilometer baru memang menjadi permasalahan utamanya, sebelumnya juga masyarakat mau menerimanya tapi secara perlahan.

"Sesuai kesepakatan pengurus yang lain, bagi yang punya kilometer yang sudah ada ya nggak apa-apa di pakai, namun juga ada yang rusak itu yang mau diganti," terangnya.

Pihaknya setuju dimanfaatkan kilometer yang sudah ada, dan secara bertahap pengurus akan terus mensosialisasikan kepada masyarakat untuk pergantiannya.

"Kalau kita sudah kandas dengan pulsa, sementara mereka tidak mau membeli kilometer yang baru, di sana kita bertindak tegas," tegasnya.

Tapi pihak Pamsimas merasa sosialisasi ini sudah terlalu lama dilakukan, sehingga masyarakat tidak sabar, kemudian ada gejolak di masyarakat.

"Yang pasti pengurus itu niatnya baik untuk memperbaiki masalah air untuk masyarakat ini. Sebelumnya kita juga sudah berkomunikasi dengan masyarakat," tutupnya.

Dari pihak Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) Masudin menaruh sikap serius terhadap masalah yang dihadapi masyarakat dusun Mujur.

"Sudah ada laporan namun berlalu saja, dari desa juga mengharapkan supaya harus sigap terhadap permasalahan yang terjadi di lapangan," sebutnya.

Lebih lanjut ia bercerita, tahun lalu pernah terjadi pertumpahan darah di dusun Mujur.

Hal itulah yang menjadi satu kekhawaturan dari pihak LKMD agar hal serupa jangan sampai terulang kembali.

"Terlepas aturan yang dibuat oleh Pamsimas apakah itu menggunakan kilometer atau tidak, itu tidak masalah, karena mengacu pada perintah pak bupati, jangan alirkan air ini ke yang lain dulu, alirkan ini ke masjid dulu, dari masjid nanti alirkan ke masyarakat," katanya.

Artinya lanjut Masudin, jangan masjid yang minta di Pamsimas, tapi Pamsimas yang menyerahkan air ke Masjid.

"Air ini adalah milik masyarakat, atas perintah pak Bupati, dimana betul-betul pak Bupati hajatkan Pamsimas ini untuk masyarakat," katanya.

Proyek air bersih tersebut dibuat sebagai solusi jangka panjang bagi warga yang kerap dilanda kekeringan.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved