Profil TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, Ulama Karismatik Pahlawan Nasional dari NTB
TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dikenal sebagai nasionalis, pejuang kemerdekaan, dai, mubalig, guru, ulama, sastrawan, politisi, dan pembaharu
Nama Nahdlatul Wathan pada perkembangannya menjadi tarekat hizib Nahdlatul Wathan yang memberikan andil dalam pengimplementasian tradisian keagamaan yang berbasis Ahlussunnah Wal Jamaah yang mengajarkan islam yang moderat.
TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid berpulang ke rahmatullah pada Selasa 21 Oktober 1997 M/18 Jumadil Akhir 1418 H pukul 19.53 Wita dalam usia 99 tahun menurut kalender Masehi, atau usia 102 tahun menurut Hijriah di kediamannya di Bermi Pancor, Lombok Timur.
Warisan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid
Tiga warisan besar TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah ribuan ulama, puluhan ribu santri, dan sekitar seribu lebih kelembagaan Nahdlatul Wathan yang tersebar di seluruh Indonesia dan mancanegara.
TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid merupakan ulama pewaris para nabi.
TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sangat berjasa dalam mengubah masyarakat NTB dari keyakinan semula yang mayoritas animisme, dan dinamisme menuju masyarakat NTB yang islami.
Buah perjuangan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid menjadikan Pulau Lombok dijuluki Pulau Seribu Masjid.
Di seluruh kampung di Lombok ditemukan masjid sebagai pusat ibadah dan acara sosial.
TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dikenal sebagai seorang nasionalis, pejuang kemerdekaan, dai, mubalig, guru, ulama, sastrawan, politisi, dan guru sufi tarikat hizib Nahdlatul Wathan, pembaharu sosial keagamaan dan pendidikan.
(*)