Mahasiswa PKKM Universitas Hamzanwadi Bantu Tekan Angka Stunting NTB

Program Studi Farmasi, Fakultas Kesehatan Universitas Hamzanwadi menggelar program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) tahun 2022.

Humas YPPD NWDI Hamzanwadi
Puluhan Mahasiswa Universitas Hamzanwadi Lakukan PKKM di Dasan Borok, Harap Bentuk Kolaborasi Bangun Desa. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Program Studi Farmasi, Fakultas Kesehatan Universitas Hamzanwadi menggelar program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) tahun 2022.

Program ini digelar sejak tahun 2021 melalui hibah bersaing Kemendikbudristek RI.

“Melalui PKKM, mahasiswa dan aparatur desa berkolaborasi dalam membangun desa, terutama kader-kader desa serta karang taruna,” ungkap Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Muhlisun Azim, di Dasan Borok Suraalga, Senin (1/08/2022).

Kepada mahasiswa ia berpesan agar memprioritaskan 7 program kerja utama.

Karena akan terintegrasi dan terkonversi 20 sks mata kuliah wajib dan pilihan yang ada pada program studi farmasi.

Baca juga: Universitas Hamzanwadi Kembali Menangkan Hibah PKKM 2022

Program-program tersebut berupa pendampingan posyandu keluarga, sosialisasi pendewasaan usia perkawinan pada remaja, kesehatan ibu, dan Lansia.

Pendampingan program Zero Waste, pelaksanaan dan pendampingan survey tanaman obat-obatan.

Ada juga pendampingan pemanfaatan tanaman obat keluarga, pengolahan, penentuan dosis dan penggunaannya.

"Keenam, pendampingan pengolahan limbah rumah tangga dan peternakan menjadi biogas, dan terakhir, pendampingan penggunaan obat yang baik,” ucapnya.

Seluruh kegiatan tersebut terintegrasi oleh setiap capaian pembelajaran lulusan (CPL) yang disusun dalam buku panduan teknis PKKM.

Dekan Fakultas Kesehatan Dr Hj Hartini Haritani menegaskan, mereka akan memprioritaskan program-program kesehatan seperti posyandu keluarga, pendataan dan pendampingan untuk mencegah stunting, serta pendewasaan usia perkawinan.

Menurutnya, kasus stunting di Lombok Timur dan NTB mengalami penurunan.

Sehingga upaya ini harus terus ditingkatkan, sebab stunting ini menghambat pertumbuhan, kemajuan, kesejahteraan, dan kebahagiaan.

“Bahkan penurunan angka stunting menjadi sangat penting, karena ada kemungkinan 5 sampai 10 tahun ke depan angka stunting bisa menjadi syarat pergaulan antar negara,” tutupnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved