Berita Bima
Harga Elpiji Subsidi Semakin Mencekik, Pangkalan Liar Tumbuh Subur di Bima
Kabupaten Bima, harga elpiji ukuran 3 kilogram dibandrol dengan harga Rp27 ribu.
Penulis: Atina | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Warga di Kabupaten Bima semakin sulit mendapatkan elpiji subsidi berukuran 3 kilogram.
Kesulitan tersebut bukan karena langka, tapi karena harganya yang mahal hingga mencekik para ibu rumah tangga.
Kabupaten Bima, harga elpiji ukuran 3 kilogram dibandrol dengan harga Rp27 ribu.
Seharusnya, berdasarkan jarak maka Harga Eceran Tertinggi elpiji seukuran melon itu dibandrol dengan harga Rp15 ribu.
Di sisi lain, pangkalan-pangkalan liar tumbuh subur yang menunjukkan elpiji subsidi ini dijual kembali oleh pedagang.
Pangkalan-pangkalan liar ini terpantau di Kecamatan Woha Kabupaten Bima.
Sepanjang jalan dari arah Desa Talabiu hingga di Dusun Godo Desa Dadibou, terlihat jejeran tabung gas bersubsidi.
Hasil penelusuran di kediaman seorang warga inisial SR, belasan tabung elpiji kemasan 3 kilogram menumpuk dalam rumahnya.
Kepada wartawan, SR mengaku tabung gas kosong itu nantinya ditukar dengan gas baru di pangkalan resmi.
"Ini lagi menunggu barang dari pangkalan Desa Pandai. Saya beli Rp23 ribu per tabungnya dari pangkalan. Seribu buat ongkos kirim. Saya jual Rp27 ribu per tabung," ungkapnya.
Dari pangkalan-pangkalan liar inilah, ditemukan harga gas elpiji di atas HET.
Mulai dari Rp23 ribu per tabung, hingga Rp27 ribu per tabung.
Fenomena penjualan barang subsidi itu seolah dibiarkan oleh pemangku kebijakan dan otoritas tertentu.
Sebab, pemerintah sendiri tidak berani menyentuh pangkalan nakal dengan alasan tidak ada bukti nyata dari penjualan yang bukan untuk peruntukannya.
Kepala Bagian Ekonomi Setda Kabupaten Bima, Irfan DJ yang dikonfirmasi wartawan mengaku sudah menerima laporan dari warga soal mahalnya elpiji.
Akan tetapi tidak bisa berbuat banyak, karena belum adanya bukti.
Pihaknya pun sejauh ini menekan pangkalan resmi, untuk tidak menjual elpiji kepada warga yang bukan di sekitarnya.
Sementara itu, agen penyalur tunggal elpiji subsidi kemasan 3 PT Bima Indah Gemilang mengaku juga sudah menyelidiki modus penjualan subsidi oleh mereka bukan pangkalan resmi.
Direktur PT Bima Indah Gemilang, Agus Rusmanto mengaku, bahkan sempat mengikuti tukang ojek yang membeli.
"Tapi tidak membuahkan hasil, karena semuanya bungkam," akunya, saat dikonfirmasi wartawan via WhatsApp.
Pihaknya saat ini sedang menelusuri, pangkalan mana yang menjual elpiji bersubsidi kepada pedagang lagi.
Berdasarkan data penyaluran per hari dari PT Bima Indah Gemilang, untuk Kabupaten Bima rata rata 3.640 tabung, Kota Bima sebanyak 3.080 tabung dan Kabupaten Dompu sebanyak 2.800 tabung.
Seharusnya jumlah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada tiga daerah tersebut. (*)