Apa Itu Operasi Bariatrik? Tindakan Medis untuk Penurunan Berat Badan bagi Penderita Obesitas

Operasi bariatrik direkomendasikan untuk pasien obesitas yang gagal menurunkan berat badan seperti diet dan berolahraga.

Penulis: Setyowati Indah Sugianto | Editor: Wahyu Widiyantoro
freepik
Ilustrasi obesitas 

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Operasi Bariatrik yakni operasi penurunan berat badan yang dilakukan untuk pengobatan obesitas.

Obesitas ini merupakan lemak tubuh berlebihan yang dapat mempengaruhi kesehatan seperti diabetes, hipertensi, kolesterol darah dan lipid (dislipidemia) yang dapat menyebabkan penyakit jantung serta stroke.

Operasi bariatrik dapat mengubah sistem pencernaan dengan membatasi berapa banyak makan dalam satu kali makan.

Operasi ini memiliki prosedur besar, biasanya permanen, dan memerlukan penyesuaian diet serta hidup jangka panjang.

Baca juga: Hasil Penelitian Konsumsi Rutin Chia Seed Selama 12 Pekan, Ada Perubahan Signifikan bagi Obesitas

Operasi bariatrik direkomendasikan untuk pasien obesitas yang gagal menurunkan berat badan seperti diet dan berolahraga.

Dikutip dari laman resmi Kemenkes, Presiden Perhimpunan Bedah EndoLaparoskopik Indonesia (PBEI), Dr. Errawan Wiradisuria, SpB-KBD, M.Kes., mengatakan bedah bariatrik masih jarang dilakukan di Indonesia karena orang dengan kelebihan berat badan (obesitas).

"Apalagi morbid obesity (berat badan 200 kilogram lebih) di Indonesia ini masih sedikit," ucap ahli bedah saluran cerna di Mayapada Hospital Lebak Bulus ini.

Cara terbaik untuk menghitung Indeks Massa Tubuh IMT= berat badan dalam kilogram/tinggi dalam meter persegi.

Misalnya, Anda tergolong sehat jika IMT Anda berkisar antara 20 – 23.

IMT orang yang overweight adalah antara 23 – 27 sementara orang yang obesitas memiliki IMT antara 27 – 40.

Operasi bariatrik direkomendasikan jika kegemukan Anda tidak wajar dengan IMT di atas 40 (atau IMT > 37.5 untuk orang Asia).

Adapun Jenis-jenis operasi bariatrik yakni dalam prosedur restriktif atau operasi Lap-Band yang menyebabkan lebih cepat merasakan puas dan kenyang setelah makan dalam porsi kecil dengan pembatasan lambung.

Pita silikon lentur dimasukkan di sekitar perut bagian atas dan dijahit ke area tersebut, membuat kantong lambung kecil yang membatasi jumlah makanan yang dapat ditampung oleh perut.

Kemudian, operasi dalam prosedur malabsorptive kondisi perubahan penyerapan di saluran pencernaan dengan mengalihkan makanan dan mencegah nutrisi masuk ke dalam tubuh oleh usus kecil.

Selama prosedur bypass lambung, bagian atas perut dijepit dan dibagi untuk membuat kantong kecil berbentuk telur. Kantong ini dihubungkan ke bagian bawah usus kecil dalam konfigurasi "Y".

Baca juga: Viral Rutin Konsumsi Chia Seed Dapat Turunkan Berat Badan, Ini Hasil Penelitian bagi Orang Obesitas

Makanan dialihkan dengan bypass ini dan hanya diserap dalam segmen pendek dari usus.

Prosedur ini sangat efektif untuk menurunkan berat badan dalam jumlah besar tetapi juga dapat mengakibatkan kekurangan vitamin dan zat gizi jangka panjang.

Hingga operasi prosedur Laparoscopic Sleeve Gastrectomy, Prosedur ini mengubah perut menjadi tabung sempit panjang seperti bentuk dan ukuran pisang.

Operasi ini merupakan prosedur pembatasan makanan (bukan restriktif) karena jumlah makanan yang bisa dimakan pasien akan berkurang.

Cepatnya pengiriman makanan ke usus kecil juga meningkatkan efek hormon usus untuk menurunkan gula darah, sehingga memperbaiki diabetes pada pasien yang menderita sindrom metabolik.

Prosedur ini juga menghilangkan bagian perut yang menghasilkan ghrelin, hormon yang bertanggung jawab untuk merangsang rasa lapar.

Masa rawat inap dalam operasi bariatrik ini berkisar antara 2-4 hari.

Berikut resiko dalam operasi bariatrik dalam jangka pendek maupun jangka panjang dilansir dari mountelizabeth.com.sg.

Baca juga: Hindari Obesitas dengan Menjaga Berat Badan Pasca Lebaran, Simak Tips Kesehatan Berikut Ini

Resiko jangka pendek:

1. Perdarahan yang berlebihan

2. Infeksi

3. Reaksi negatif terhadap anestesi

4. Gumpalan darah dan trombosis vena dalam

5. Masalah paru-paru atau pernapasan

6. Kebocoran usus pada garis atau sambungan staples

Resiko jangka panjang dari operasi bariatrik, tergantung pada jenis operasi antara lain:

1. Sumbatan usus

2. Dumping syndrome, menyebabkan diare, mual atau muntah

3. Batu empedu

4. Hernia

5. Kekurangan vitamin dan zat gizi

6. Ulcer

 

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved