Seni dan Budaya NTB

Komunitas Akarpohon Rilis Buku Kumpulan Puisi Iin Farliani, Selanjutnya Tur Buku

Komunitas Akarpohon Mataram merilis buku kumpulan puisi Usap Matamu dan Ciumlah Dingin Pagi karya Iin Farliani di Warjack, Taman Budaya NTB.

Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Akarpohon Mataram
Iin Farliani penulis buku Usap Matamu dan Ciumlah Dingin Pagi 

TRIBUNLOMBOK.COM - Komunitas Akarpohon Mataram merilis buku kumpulan puisi Usap Matamu dan Ciumlah Dingin Pagi karya Iin Farliani di Warjack, Taman Budaya NTB, Minggu (3/6/2022).

Program Rilis! dari Komunitas Akarpohon Mataram merupakan ruang bagi penulis memperkenalkan buku baru yang diterbitkan.

Acara rilis buku kumpulan puisi Usap Matamu dan Ciumlah Dingin Pagi dibuka dengan penampilan pembacaan puisi oleh mahasiswi Fakultas Teknik Universitas Mataram, Wulan Eryana Sain yang membacakan puisi berjudul Aku Tak Datang Mengetuk Pintu.

Selain Wulan, pegiat teater Rizky Desima Ardira tampil membacakan puisi berjudul Memerahkan Bibir.

Baca juga: Komunitas Tastura Mengajar bersama Akarpohon Mataram Bedah Buku Kiki Sulistyo di Lombok Tengah

“Pada awalnya, saya merasa sangat tidak percaya diri manakala dianjurkan untuk menerbitkan buku puisi. Karena, puisi-puisi yang saya tulis dalam kurun waktu sejak 2013 hingga 2020 tidak tematik,” ungkap Iin, di Taman Budaya NTB.

Dulu Iin Farliani sempat berpikir bahwa puisi-puisi yang layak untuk dibukukan hanyalah puisi tematik.

Namun, setelah menyerahkan puisi-puisinya kepada penyunting, Iin mendapati bahwa puisi-puisi yang ditulisnya memiliki benang merah tersendiri.

“Saya menyerahkan 200 puisi dan penyunting memilih untuk membukukan 50 puisi yang dinilai memiliki satu benang merah,” terang Iin.

Baca juga: Tegas Menjadi Penulis, Iin Farliani Wakili NTB di Ubud Writers & Readers Festival 2022

Dokter sekaligus penyair, Liya Maulidianti turut memeriahkan acara rilis buku kumpulan puisi Usap Matamu dan Ciumlah Dingin Pagi dengan membacakan puisi berjudul Daun Mangga.

Kemudian, peneliti sekaligus pegiat literasi, Dedy Ahmad Hermansyah pun ikut membacakan puisi berjudul Kau Irama, Aku Kata yang sekaligus menutup agenda rilis buku kumpulan puisi Usap Matamu dan Ciumlah Dingin Pagi.

“Menurut cerita penyunting, puisi-puisi yang saya kumpulkan mengalami tiga kali proses penyaringan sebelum diutuhkan menjadi buku. Puisi saya dinilai cukup sulit dikarenakan memiliki banyak subjek,” ujar Iin.

Setelah melewati proses penyuntingan selama satu bulan, Iin dan penyunting bersepakat untuk menerbitkan buku kumpulan puisi Usap Matamu dan Ciumlah Dingin Pagi.

Baca juga: Mengenal Kiki Sulistyo, Penulis Lombok Pertama Tampil di Pameran Buku Global The London Book Fair

Iin menerbitkan buku puisi dengan alasan agar mengutuhkan periode kepenulisan yang telah dimulainya sejak 2013.

Menurut Iin, setiap periode kepenulisan, memiliki tingkat kematangan masing-masing.

“Daripada puisi-puisi yang telah ditulis menumpuk, saya kira perlu untuk mengumpulkannya menjadi sebuah buku kumpulan puisi yang utuh,” papar Iin.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved