Ibadah Haji 2022
4 Dimensi Ibadah Haji, dari Spiritual hingga Persaudaraan
ibadah haji mengandung makna dan fungsi yang bisa dikontribusikan kepada dunia, setidaknya ada empat dimensi dalam penyelenggaraan ibadah haji
TRIBUNLOMBOK.COM - Pelaksanaan ibadah haji memiliki ragam dimensi.
Ibadah haji tidak semata menjalankan rukun selama berada di tanah suci.
Namun dalam setiap pelaksanaannya, terlibat dimensi hubungan seorang muslim dengan tuhannya juga dengan sesama manusia.
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi mengatakan haji tidak semata ritual keagamaan seperti dalam penjelasannya saat mewakili Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menghadiri Nadwah Al-Haj Al-Akbar atau Simposium Haji Akbar 1443 H di Makkah, Arab Saudi, dikutip dari laman resmi Kemenag.
Baca juga: Evaluasi Haji 2022: Jemaah Keluar Bandara Sebelum Sidik Jari Imigrasi hingga Kehilangan Uang Tunai
Simposium ini digelar oleh Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Senin (4/7/2022).
Hadir dalam simposium ini yakni Gubernur Mekkah, Amir Khalid bin Faisal al-Saud, Yang kami banggakan Menteri Urusan Haji dan Umrah, Kerajaan Saudi Arabia, serta sejumlah Menteri Agama dan pimpinan delegasi haji dari berbagai negara.
Zainut mengatakan, ibadah haji mengandung makna dan fungsi yang bisa dikontribusikan kepada dunia.
Menurut Wamenag, setidaknya ada empat dimensi dalam penyelenggaraan ibadah haji.
"Pertama, dimensi spiritual ibadah haji yang menekankan pentingnya sikap kesalihan pribadi seorang Muslim untuk menjadi sosok yang bertakwa dan selalu mengingat Allah Swt., serta mentaati perintah dan larangan-Nya," kata Zainut.
Kedua, dimensi persaudaraan (ukhuwwah) ibadah haji yang menekankan kebersamaan dan kerjasama untuk saling membantu dan saling menolong (ta’awun) dalam kebaikan.
“Kerjasama ini, tentu tidak hanya terbatas kepada Kerjasama antar individu melainkan juga antar komunitas, organisasi dan antar negara-negara penyelenggara perjalanan ibadah haji,” jelas Wamenag.
Ketiga, lanjut Wamenag, dimensi ekonomi ibadah haji yang menekankan pentingnya memberikan kemasalahatan lebih kepada umat manusia dengan berbagai aktivitas ekonomi.
Wamenag berharap aktivitas ekonomi dalam bentuk perdagangan (tijarah), jual beli, dan export-import komoditas kebutuhan jamaah haji antar negara-negara Muslim semakin meningkat di masa akan datang.
“Seharusnya haji dapat menjadi wasilah untuk meningkatkan kerja sama ekonomi bagi negara-negara muslim,” jelasnya.
Keempat, dimensi sosial-kemanusiaan ibadah haji. Hal ini kata Wamenag direfleksikan dengan pemotongan hewan qurban ataupun hadyu (sembelihan) yang harus memiliki tata kelola yang baik (governance).
Baca juga: Jemaah Visa Haji Mujamalah Berangkat ke Tanah Suci Lewat PIHK, di Luar Pengelolaan Kemenag