Kapal PMI asal NTB Tenggelam
Suaminya Tak Masuk Daftar Korban Selamat, Jumisah: Saya Berharap Dia Pulang dalam Keadaan Sehat
Keluarga PMI yang kapalnya tenggelam di perairan Batam berharap anggota kelaurga mereka pulang dalam keadaan selamat. Mereka kini hanya bisa berdoa.
Penulis: Sinto | Editor: Sirtupillaili
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Mata Jumisah tampak sembab.
Ibu satu anak ini tidak bisa menyembunyikan kesedihannya sejak mengetahui suaminya, Muhammad Rahim, berada di kapal nahas yang tenggelam, di perairan Batam, Kamis (16/6/2022) malam.
Saat Tribunlombok.com menemuinya di Dusun Mengelok, Desa Batujai, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, ia sedang berkumpul dengan keluarga pekerja migran lain yang turut jadi korban kapal nahas tersebut.
Jumisah sendiri tidak mampu mengungkapkan kata-kata saat diwawancarai Tribunlombok.com.
Baca juga: Daftar Nama PMI asal Nusa Tenggara Barat yang Selamat Saat Kapal Tenggelam di Batam
Mata Jumisah sembab karena seharian menangisi sang suami yang belum dikahui rimbanya.
Muhammad Rahim, sang suami tidak masuk dalam daftar 23 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang selamat.
Suaminya masuk dalam daftar PMI yang hilang saat kepal tersebut tenggelam.
Namun, ia sendiri mengaku sudah siap menerima kemungkinan terburuk.
Bagaimana pun kondisi sang suami, baik selamat maupun pulang dalam keadaan tidak bernyawa, dia sudah siap.
"Saya berharap dia bisa pulang dalam keadaan selamat. Namun apapun yang terjadi semuanya saya serahkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa jika memang Ia berkehendak lain," kata Jumisah, sambil berlinang air mata.
Baca juga: Cerita Keluarga PMI yang Tenggelam di Batam, Pamit Minta Doa Selamat Sebelum Naik Kapal
Pasangan Jumisah dan Muhammad Rahim dikaruniai satu orang anak.
Jumisah menuturkan, kepergian suaminya ke Malaysia semata-mata demi memperbaiki keadaan ekonomi keluarganya yang serba sulit.
"Ini adalah kepergian suami saya yang ketiga kalinya ke Malaysia. Sebelumnya tidak terjadi masalah apa pun saat kepergian yang pertama dan yang kedua," ungkapnya dengan mata berkunang-kunang.

Pantauan Tribunlombok.com di rumah korban, seluruh keluarga besar dan tetangga Jumisah berusaha menguatkan Jumisah.