Kapal PMI asal NTB Tenggelam
Cerita Keluarga PMI yang Tenggelam di Batam, Pamit Minta Doa Selamat Sebelum Naik Kapal
Keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang menjadi korban kapal karam di perairan Batam, harap-harap cemas. Dalam insiden itu 7 orang masih hilang.
TRIBUNLOMBOK.COM - Keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang menjadi korban kapal karam di perairan Batam, harap-harap cemas.
Mereka berharap anggota keluarga yang berada di dalam kapal nahas tersebut selamat.
Seperti keluarga para PMI di Dusun Mengelok, Desa Batujai, Lombok Tengah.
Setidaknya, ada lima warga Dusun Mengelok yang berangkat ke Malaysia sebagai PMI melalui jalur penyeberangan ilegal di perairan Batam.
Mereka adalah Ahmad alias Amat, Yusuf, Muhammad Zohir Abbas, Arum, dan Muhammad Rahim.
"Kami dapat informasi kapal tenggelam yang akan menyeberang ke Malaysia, dan kebetulan ada lima orang berangkat dari sini menuju Malaysia melalui batam," kata Geboh (50), orang tua salah satu PMI, yang diwawancarai Kompas.com, Jumat (17/6/2022).
Geboh merupakan orangtua dari Muhammad Zohir Abbas.
Baca juga: Nakertrans NTB Akan Memulangkan PMI yang Alami Kecelakaan di Perairan Batam
Baca juga: Kapal Angkut 30 PMI Tenggelam di Batam, KSPN NTB Desak Pemerintah Lebih Tegas
Meski belum ada informasi dari petugas, ia meyakini anaknya menumpangi kapal yang tenggelam tersebut.
Sekitar satu jam sebelum kejadian kapal tenggelam, anaknya sempat menelepon pada Kamis pukul 18.00 Wita.
Zohir memberitahukan akan menyeberang menuju Malaysia.
"Selesai Maghrib sempat menelepon, katanya mau segera berangkat, dia minta didoakan biar selamat, dia buru-buru terus dia matikan handphone," tutur Geboh.
Geboh sempat menghubungi anaknya pada Jumat sekitar pukul 12.00 Wita.
Namun, ponsel anaknya tidak bisa dihubungi.
"Tadi saya telepon tidak pernah nyambung, sampai sekarang enggak nyambung, semoga tidak terjadi apa-apa sama anak itu," kata Geboh.
Geboh berharap pemerintah segera merilis nama korban dalam insiden kapal tenggelam itu.
"Semoga segera mengumumkan nama-nama dalam kapal itu, karena ada di beberapa media menyebut ada anak saya, supaya kami bisa tenang di sini," kata Geboh.
Sementara itu, istri dari Muhammad Rahim, Jumisah mengungkapkan hal yang sama.
Ia mendengar kabar kapal tenggelam di Laut Batam.
"Memang dia (suami saya) berangkat dengan Zohir dan Amat, tapi kok enggak ada dalam list daftar nama korban di berita," kata Jumisah, sambil berlinang air mata.
Jumisah menduga suaminya juga berada dalam kapal itu.
Rohim, tuturnya, sempat meneleponnya untuk meminta doa sebelum insiden kapal tenggelam itu terjadi.
"Habis magrib sekitar jam tujuh itu, dia telepon katanya mau berangkat malam Jumat ini, dia biasa selalu kabari perkembangannya, tapi sampai sekarang handphone-nya tidak aktif," kata Jumisah.
Jumisah menceritakan tekong yang mengajak suaminya ke Malaysia berjanji mengisi perahu dengan kapasitas ideal sebanyak 12 orang.
Namun, kapal itu dikabarkan justru bermuatan 30 orang.
"Waktu datang ke sini cerita tekong akan mengangkut suaminya dengan boat berisi 12 orang, semoga dalam keadaan baik-baik saja," kata Jumisah.
Kini keluarga korban mengharapkan pemerintah segera mengumumkan identitas penumpang kapal tenggelam, di perairan Batam, Kamis (16/6/2022) malam.
Terpisah, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat I Gede Putu Aryadi menjelaskan, pihaknya belum berani mengungkap identitas korban.
"Saya belum menerima data identitas korban yang akurat, sekarang masih proses pendalaman," kata Aryadi.
Aryadi menambahkan, proses evakuasi masih dilakukan aparat di Kepulauan Riau.
Pemkab NTB masih berkoordinasi dengan semua pihak untuk mengetahui identitas korban.
"Para korban berangkat tanpa diketahui oleh Kades dan Kadus. Apa tujuan mereka ke Malaysia, dan siapa tekongnya dan lainnya masih dalam proses pendalaman," kata Aryadi.
Sementara itu, identitas diduga korban kapal yang tenggelam tersebar di aplikasi pesan instan WhatsApp.
Dalam daftar itu, terdapat empat warga Dusun Mengelok.
Namun, Aryadi mengingatkan, data tersebut belum dipastikan akurasinya.
"Kalau data yang beredar di medsos, ada nama tersebut (Zohir Abas) termasuk 23 orang yang selamat. Tapi kita tunggu data resmi dari Kepri," kata Aryadi.
Diberitakan sebelumnya, kapal yang mengangkut 30 orang PMI non prosedural tenggelam di perairan Pulau Putri, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (16/6/2022), pukul 19.30 WITA.
Dalam insiden tersebut 23 orang dipastikan selamat.
Sementara 7 orang lainnya hilang dan dalam proses pencarian.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Keluarga Minta Pemerintah Umumkan Identitas Korban Kecelakaan Kapal PMI Ilegal di Batam".