Update Corona

Kembali Melonjak, Kasus Harian Covid-19 di Indonesia Tembus 1.242 Orang, Epidemiolog Singgung PPKM

“Kalau tak ada intervensi kesehatan masyarakat seperti PPKM, atau penggunaan masker maka angka reproduksi virus bisa lebih tinggi dari Delta,” ujarnya

Editor: Irsan Yamananda
Pixabay
Ilustrasi. Kasus covid-19 di Indonesia tembus 1.242. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Jumlah kasus harian Covid-19 di Indonesia kembali melonjak.

Hal itu berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Kasus corona di Tanah Air mengalami peningkatan yang cukup pesat.

Angka positif Covid-19 bertambah 1.242 kasus.

Data tersebut didapat hingga Rabu (15/6/2022) pukul 12.00 WIB.

Itu berarti, jumlah kasus positif Covid-19 di Tanah Air menjadi 6.063.251 orang.

Baca juga: Puncak Kasus Harian Covid-19 akibat BA.4 dan BA.5 Diperkirakan 20.000 Per Hari

Baca juga: Bagaimana Gejala Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5? Kenali Ciri-cirinya

Sedangkan untuk kasus sembuh, pemerintah melaporkan adanya penambahan 525 orang.

Kini total pasien sembuh 5.900.574 orang.

Pasien yang meninggal dunia karena infeksi Covid-19 juga bertambah sebanyak 8 orang.

Sehingga totalnya menjadi 156.670.

Peringatan Satgas

Ilustrasi virus Covid-19
Ilustrasi virus Covid-19 (pixabay.com)

Terhadap adanya peningkatan kasus yang belakangan terjadi, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito sebelumnya telah memperingatkan adanya kenaikan sejak Rabu (8/6/2022) lalu.

Saat itu, kasus harian bertambah menjadi 571 kasus, naik 31 persen dibanding 22 Mei 2022.

“Penting untuk diwaspadai mengingat selama lebih kurang tiga bulan berturut-turut sejak gelombang Omicron kita berhasil mempertahankan kasus agar tetap stabil," ujarnya, dikutip dari Kompas.com, 9 Juni 2022.

Menurutnya salah satu penyebab kenaikan kasus adalah aktivitas masyarakat yang telah kembali normal.

Oleh karena itu Ia mengingatkan agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan karena virus corona masih ada dan belum berakhir.

Ia juga menyarankan agar masyarakat melakukan vaksinasi dosis ketiga.

Baca juga: Pemerintah Siapkan 2 Hotel Isolasi Jemaah Haji Terpapar Covid-19 di Arab Saudi

Penyebab lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia

Dikutip dari Kompas.com, Rabu (15/6/2022), Wiku menyampaikan, meski penyebab pasti kenaikan kasus Indonesia belum dipastikan, tetapi ada beberapa potensi penyebab yang bisa diidentifikasi.

Potensi penyebab lonjakan tersebut, yakni:

  • Pertama, mobilitas penduduk yang terus mengalami kenaikan jika dibandingkan sepanjang 2021.
  • Kedua, aktivitas-aktivitas masyarakat yang sudah kembali normal di tempat publik dan kegiatan-kegiatan berskala besar yang dihadiri oleh banyak orang.
  • Ketiga, kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan yang mulai terlihat longgar di tengah masyarakat seiring dengan melandainya kasus.

Sementara itu, epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan, keberadaan subvarian Omricon BA.4 dan BA.5 kemungkinan berkontribusi atas kenaikan kasus Covid-19 belakangan.

"Untuk kehadiran BA.4 dan BA.5, potensi adanya gelombang itu ada. Bedanya, gelombang yang timbul saat ini adalah gelombang yang tidak serta merta bareng antara kasus infeksi, kasus kesakitan, dan kematian. Jadi tidak paralel," kata Dicky, dikutip dari Kompas.com, Minggu (12/6/2022).

Kendati demikian, Dicky meminta agar semua pihak mewaspadai adanya kenaikan ini. Sebab, capaian vaksinasi dosis ketiga atau booster di Indonesia masih di bawah 50 persen.

Menurutnya, ketidakhati-hatian dalam masa pandemi Covid-19 yang belum berakhir ini bisa membuat target Indonesia untuk keluar dari krisis akan semakin lama.

Baca juga: Cerita Pengelola Cafe di Pantai Batu Bolong Melewati Pandemi Covid-19

Peringatan epidemiolog akan bahaya subvarian baru

Dicky mengingatkan mengenai potensi bahaya Omicron sub varian BA.4 dan BA.5.

Hal ini karena menurutnya virus subvarian baru tersebut berpotensi bisa menurunkan antibodi.

Selain itu, subvarian baru bisa menginfeksi ulang mereka yang sebelumnya telah terinfeksi varian lain, seperti BA.1, BA.2, dan sebagainya.

“Kalau tak ada intervensi kesehatan masyarakat seperti PPKM, atau penggunaan masker maka angka reproduksi virus bisa lebih tinggi dari Delta,” ujar Dicky, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (15/6/2022).

Ia juga mengingatkan, subvarian baru juga memiliki mutasi dari Delta L452 yang membuatnya mudah terikat dengan reseptor tubuh dan memudahkannya menginfeksi.

Indonesia saat ini memiliki modal imunitas yang baik yang membuat banyak kasus mungkin tak bergejala.

Namun, hal ini bisa menimbulkan risiko bagi kelompok rentan.

Dicky pun meminta pemerintah meningkatkan vaksinasi dosis 3 untuk kelompok rentan seperti lansia.

“Akselerasi dosis 3 harus dikejar, bahkan dosis 4 untuk kelompok yang rawan yang sudah lebih dari 3-4 bulan (jangka vaksin sebelumnya),” ujarnya.

Selain itu, diperlukan adanya penguatan literasi masyarakat dan saran penggunaan masker.

Masker menurutnya penting karena subvarian baru lebih tinggi ditemukan di hidung yang menyebabkannya mudah menimbulkan penularan seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "UPDATE Corona 16 Juni: 1.000 Lebih Kasus Harian di Indonesia | Tes Massal Setiap Akhir Pekan di Shanghai" dan "Kasus Harian Covid-19 Nyaris 1.000, Ini Penyebab, Peringatan Satgas, dan Epidemiolog".

(Kompas/ Nur Rohmi Aida dan Dandy Bayu Bramasta)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved