Update Corona
Kembali Melonjak, Kasus Harian Covid-19 di Indonesia Tembus 1.242 Orang, Epidemiolog Singgung PPKM
“Kalau tak ada intervensi kesehatan masyarakat seperti PPKM, atau penggunaan masker maka angka reproduksi virus bisa lebih tinggi dari Delta,” ujarnya
Oleh karena itu Ia mengingatkan agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan karena virus corona masih ada dan belum berakhir.
Ia juga menyarankan agar masyarakat melakukan vaksinasi dosis ketiga.
Baca juga: Pemerintah Siapkan 2 Hotel Isolasi Jemaah Haji Terpapar Covid-19 di Arab Saudi
Penyebab lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia
Dikutip dari Kompas.com, Rabu (15/6/2022), Wiku menyampaikan, meski penyebab pasti kenaikan kasus Indonesia belum dipastikan, tetapi ada beberapa potensi penyebab yang bisa diidentifikasi.
Potensi penyebab lonjakan tersebut, yakni:
- Pertama, mobilitas penduduk yang terus mengalami kenaikan jika dibandingkan sepanjang 2021.
- Kedua, aktivitas-aktivitas masyarakat yang sudah kembali normal di tempat publik dan kegiatan-kegiatan berskala besar yang dihadiri oleh banyak orang.
- Ketiga, kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan yang mulai terlihat longgar di tengah masyarakat seiring dengan melandainya kasus.
Sementara itu, epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan, keberadaan subvarian Omricon BA.4 dan BA.5 kemungkinan berkontribusi atas kenaikan kasus Covid-19 belakangan.
"Untuk kehadiran BA.4 dan BA.5, potensi adanya gelombang itu ada. Bedanya, gelombang yang timbul saat ini adalah gelombang yang tidak serta merta bareng antara kasus infeksi, kasus kesakitan, dan kematian. Jadi tidak paralel," kata Dicky, dikutip dari Kompas.com, Minggu (12/6/2022).
Kendati demikian, Dicky meminta agar semua pihak mewaspadai adanya kenaikan ini. Sebab, capaian vaksinasi dosis ketiga atau booster di Indonesia masih di bawah 50 persen.
Menurutnya, ketidakhati-hatian dalam masa pandemi Covid-19 yang belum berakhir ini bisa membuat target Indonesia untuk keluar dari krisis akan semakin lama.
Baca juga: Cerita Pengelola Cafe di Pantai Batu Bolong Melewati Pandemi Covid-19
Peringatan epidemiolog akan bahaya subvarian baru
Dicky mengingatkan mengenai potensi bahaya Omicron sub varian BA.4 dan BA.5.
Hal ini karena menurutnya virus subvarian baru tersebut berpotensi bisa menurunkan antibodi.
Selain itu, subvarian baru bisa menginfeksi ulang mereka yang sebelumnya telah terinfeksi varian lain, seperti BA.1, BA.2, dan sebagainya.
“Kalau tak ada intervensi kesehatan masyarakat seperti PPKM, atau penggunaan masker maka angka reproduksi virus bisa lebih tinggi dari Delta,” ujar Dicky, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (15/6/2022).
Ia juga mengingatkan, subvarian baru juga memiliki mutasi dari Delta L452 yang membuatnya mudah terikat dengan reseptor tubuh dan memudahkannya menginfeksi.
Indonesia saat ini memiliki modal imunitas yang baik yang membuat banyak kasus mungkin tak bergejala.