Wawancara Khusus

Danrem 162/WB Brigjen TNI Lalu Rudy Senang Pensiun di Daerah Sendiri, Bisa Dampingi Ibu di Hari Tua

Komandan Korem (Danrem) 162/Wira Bhakti Brigjen TNI Lalu Rudy Irham Srigede, ST, M.Si senang bisa pensiun di daerah sendiri.

Penulis: Wahyu Widiyantoro | Editor: Dion DB Putra

Orangtua bilang yang penting kamu sekolah. Sudah daftar kemudian lulus seleksi. Di situlah timbul kebanggaan orangtua.

Kemana-mana saya dibawa, ke gubernur dibawa suruh pakai pakaian dinas. Alhamdulilah itu bisa menjadi motivasi orang di keluarga besar saya.

Pak Danrem pernah di Timor Leste, apa yang paling berkesan saat tugas di sana?

Sebenarnya kontrak satu setengah tahun penugasan saya di sana, saya dari Zeni Tempur V Brawjiaya Malang.

Dulu ada peristiwa besar di Gereja Motael Dili, insiden  Santa Cruz tahun 1991. Saya baru bertugas 1 tahun 2 bulan. Semua yang batalyon lama di situ, yang bertugas di atas 1,5 tahun langsung pulang.

Saya cukup lama di hutan. Delapan bulan tidak pernah turun ke kota. Setelah ganti kepala perwakilan, saya ditunjuk jadi kepala perwakilan baru ke kota. Tapi justru saya sakit.

Selama delapan bulan di hutan itu kita rajin minum kina. Bintara kesehatan kita tidak pernah lupa bawa obat. Setiap malam minggu dikasih, begitu turun ke kota justru di situ saya kena malaria karena tidak rutin minum obat.

Danrem 162/Wira Bhakti Brigjen TNI Lalu Rudy Irham Srigede melakukan salam komando dengan jurnalis TribunLombok.com, Dion DB Putra seusai wawancara khusus di Makorem 162/Wira Bhakti di Mataram, Jumat (10/6/2022).
Danrem 162/Wira Bhakti Brigjen TNI Lalu Rudy Irham Srigede melakukan salam komando dengan jurnalis TribunLombok.com, Dion DB Putra seusai wawancara khusus di Makorem 162/Wira Bhakti di Mataram, Jumat (10/6/2022). (TRIBUNLOMBOK.COM/REZA EKA ADINUGRAHA)

Tapi saya menikmati selama bertugas di Timor Timur. Yang paling kita tunggu heli drop logistik. Pesawat senyum kita itu. Yang paling sakit itu kalau cuaca, heli gak jadi turun. Padahal di situ ada surat, s rokok dikirim dari Jawa itu satu slof atau 2 slof.

Dari Timor Timur saya pindah ke Ambon, Kalimantan 3 tahun, Sulawesi 4 tahun, Ambon 2 tahun. Sulawesi pertama di Makassar, jadi Dandim di Bulukumba, Sul Selatan. Daerah itu sering dibilang Sulawesi selatan paling selatan.

Selama bertugas sebagai prajurit TNI , apa yang paling berkesan?

Sesuai bidang saya kan teknik, saya dari korps Zeni. Saya sempat kuliah di teknik sipil Universitas Muhammadiyah Malang. Saya ada sarjana tekniknya.

Pengalaman sangat berkesan membangun tiga bandara di Kalimantan, itu ceritanya panjang.

Boleh diceritakan tiga bandara yang dibangun itu bandara apa saja?

Pertama, Bandara Long Bawan, masuk wilayah Kabupaten Nunukan, sekarang masuk provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).

Lokasinya lumayan jauh. Kita naik pesawat dari Tarakan itu 1 jam 20 menit. Yang turun di Bandara Long Bawan itu hanya Susi Air, bisa muat 12 penumpang tapi isi 9 penumpang, karena yang tiga kursi untuk bagasi.

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved